
Karanganyar, Gatra.com - Belajar di rumah (BDR) selama masa pandemi covid-19 bukan penghalang komunikasi antara sekolah dengan siswa dan keluarganya. Bahkan, komunikasi itu memantik penyaluran bantuan ke keluarga siswa kurang beruntung.
Kepala SMPN 1 Tasikmadu, Surono mengaku ingin menularkan semangat berbagi itu ke sekolah-sekolah lain. Menurutnya, sekolah bukan sekadar wadah mencerdaskan generasi penerus bangsa. Namun juga saluran sosial.
"Harapannya, semangat berbagi ini menular ke sekolah lain. Tak semua wali murid berkemampuan ekonomi baik. Di tengah wabah covid-19 ini, mereka ada yang dirumahkan atau bahkan kehilangan pekerjaannya," katanya kepada wartawan di SMPN 1 Tasikmadu, Senin (4/5).
Sebelumnya, keluarga besar SMPN 1 Tasikmadu berdonasi sembako ke orangtua murid. Paket sembako itu diantar sampai ke pintu rumah mereka. Hanya orangtua yang benar-benar membutuhkan saja yang diberikan.
Tak hanya itu, Surono juga menyisir keluarga tidak mampu siswa-siswanya untuk mengetahui kondisi kesehatan dan kesejahteraan peserta didik. Belum lama ini, ia mendapat keluh kesah seorang siswi yang mengaku tak mampu melunasi tagihan listrik.
"Langsung saja bilang kalau butuh apa saja. Itu yang saya tekankan ke anak-anak. Kemarin seorang siswi bilang ibunya sudah tidak bekerja dan ayahnya sudah meninggal. Mereka tidak mampu membayar tagihan listrik," kata pria yang rutin membagikan uang saku dari dompetnya ke peserta didik berprestasi ini.
Saat ini, 756 peserta didik SMPN 1 Tasikmadu menjalani BDR sampai 29 Mei 2020. Para guru yang bekerja di rumah dan mendapat jatah piket diminta terus memantau perkembangan anak didiknya dalam akademis dan kondisi rumah tangga.