Cilacap, Gatra.com – Hama wereng coklat mewabah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada musim tanam ini. Serangan wereng terjadi merata hampir di seluruh Cilacap dan di beberapa tempat menyebabkan penurunan hasil panen.
Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Cilacap, Surur Hidayat mengatakan meski serangan wereng terjadi merata, menurut dia tak ada kawasan yang puso. Pasalnya, petani cepat mengantisipasi serangan wereng itu dengan aplikasi insekstisida secara serentak.
“Sekarang wereng di mana-mana mewabah, karena musimnya lembab. Ini pada gerakan semua. Tapi tidak ada yang puso ini, karena penangannya cepat, secara bersama-sama,” katanya.
Dia menjelaskan, Untuk serangan ringan hingga sedang petani menggunakan pestisida Sidatan. Adapun untuk serangan berat terpaksa menggunakan pestisida dosis tinggi, Plenum atau Apllaud. Aplikasi juga harus dilakukan serentak sehingga tak ada tempat bagi wereng untuk bermigrasi saat aplikasi penyemprotan.
“Kalau untuk wereng, karena sebenarnya ada di pangkal daun, itu harus pakai pestisida. Itu pakai Sidatan, kalau skala ringan,” kata Surur Hidayat.
Dia pun mengklaim dengan penanganan serentak itu, serangan wereng bisa ditangani dengan baik. Dampak serangan wereng tak terlampau signifikan. Penurunan produksi padi hanya turun kisaran 5-10 persen, tergantung intensitas serangan. Padahal, jika tak tertangani, sereng bisa menyebabkan gagal panen alias puso.
“Kualitas bulir yang terkena wereng juga menurun, karena kadang Cuma isi separuh,” jelasnya.
Surut juga meminta agar petani cepat menebar benih pada Masa Tanam Kedua (MT 2) 2020 ini. Pasalnya, diperkirakan pada Juni Cilacap sudah memasuki musim kemarau sehingga padi harus cepat ditanam. Dengan begitu, saat kemarau tiba tanaman sudah cukup resisten terhadap cekaman kekeringan.