Karanganyar, Gatra.com - Himpitan ekonomi dirasakan pelaku usaha mandiri di berbagai sektor. Meski di tengah keterpurukan, mereka saling menguatkan dan bersiap bangkit saat pandemi Covid-19 berakhir
Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Karanganyar, Yuis Setyawan tak menyanggah para pelaku UKM nyaris putus asa dengan badai ekonomi yang seakan tak berkesudahan selama pandemi Covid-19.
Menjelang lebaran, banyak pelaku usaha kecil menengah mengandalkan momen itu untuk meraup rezeki melimpah dari sektor perdagangan. Bahkan, mereka meminjam modal produksi dari bank dengan jumlah tidak sedikit. Harapannya, produknya ramai dibeli konsumen untuk kebutuhan ramadan maupun lebaran, terutama konveksi. Akan tetapi faktanya berkebalikan. Wabah merubah semuanya. Selain terlilit utang, wirausaha masih harus menanggung kebutuhan pokok tanpa pemasukan.
"Curhatan itu diutarakan teman-teman UKM tiap hari melalui aplikasi Zoom. Di aplikasi berpesan itu, kami saling berbagi. Sesungguhnya tidak ada yang sendiri. Kita mengalaminya juga. Ini yang menguatkan kami," katanya kepada Gatra.com di Karanganyar, Jumat (1/5).
Di forum terbatas itu, dihadirkan sejumlah narasumber. Mereka memberikan saran-saran yang dapat meringankan beban psikologis pelaku UKM sekaligus menawarkan opsi bisnis. Yuis mengatakan salah satunya opsi berhenti berbisnis.
"Jika penjualan turun 60 persen lebih. Setop saja. Itu artinya pasar tidak lagi menginginkan barangmu," katanya.
Kemudian pengusaha terdampak disarankan mengurangi pengeluaran. Misalnya beban listrik, air, transportasi dan sebagainya. Jika memungkinkan mengkomunikasikan beban operasional perusahaan ke karyawan, itu lebih baik.
"Jika memungkinkan karyawan tidak semuanya masuk. Dibuat jadwal kerja bergantian untuk mengurangi cost," katanya.
Dalam forum diskusi itu juga selalu disampaikan badai ekonomi akibat Covid-19 hanyalah sementara. Pasti datang saatnya semua sektor bangkit yang diawali pariwisata