Surabaya, Gatra.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana menyiapkan protokol kesehatan bagi karyawan pabrik PT HM Sampoerna. Rencananya, protokol tersebut akan diselesaikan hari ini (30/4).

Isi protokolnya diperkirakan berupa aturan physical distancing dan yang lain terkait pencegahan penularan di lingkungan pabrik dan kantor PT HM Sampoerna. Setelah final, Pemkot dan manajerial perusahaan akan mensosialisasikannya. 

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya akan memastikan semua karyawan mengetahui dan memahami protokolnya. Mulai dari jajaran direksi hingga cleaning service.

"Saya minta begitu. Mungkin mereka pegang-pegangan atau apa. Di kantor sudah dibuat begitu (sudah ada aturan physical distancing). Tapi dia nggak ngerti. Mungkin seperti itu," kata Risma saat memberikan keterangan pers di Balai kota Surabaya, Kamis (30/4).

Selain menyiapkan protokol, Risma juga menyatakan telah mengevakuasi sejumlah karyawan yang telah menjalani rapid test. Dirinya telah mengevakuasi para pegawai ke hotel sembari menunggu hasil rapid test. 

Di sisi lain, Risma menampik anggapan bahwa pegawai di area pabrik PT HM Sampoerna adalah klaster baru. Menurutnya, karyawan yang terpapar dan meninggal akibat Covid-19 tersebut memang sudah berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sejak awal. 

"Bukan (klaster) baru sebenarnya. Bukan klaster Sampoerna. Tapi orang ini sudah positif. Mestinya dia nggak boleh keluar rumah tapi dia kerja. Sehingga, jadilah begitu," kata Risma.

Untuk itu, dia meminta keterlibatan TNI dan Kepolisian. Risma ingin polisi dan TNI turut mengamankan area pabrik PT HM Sampoerna yang sebelumnya hanya dijaga oleh petugas Puskesmas. 

Sementara itu, manajemen PT HM Sampoerna menyatakan telah menutup semua kegiatan produksi di pabrik Rungkut 2 sejak tiga hari lalu (27/4). Tak hanya menutup, manajemen juga telah menerapkan protokol kesehatan hingga karantina produk selama 5 hari.