Semarang, Gatra.com - Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Kota Semarang diperkirakan berpotensi menjadi episentrum baru kasus Virus Corona atau Covid-19 di Indonesia.
Menanggapi hal ini, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, menyatakan bisa terjadi bila masyarakat Kota Semarang tidak disiplin menerapkan social distancing (pembatasan sosial) dan psyical distancing (pembatasan fisik).
“Ini harus menjadi perhatian serius bersama karena kalau masyarakat tak disiplin kemungkinan Kota Semarang akan menjadi episentrum baru Covid-19,” katanya di Semarang, Kamis (30/4).
Juru bicara pemerintah khusus penanganan Covid-19, Achmad Yurianto sebelumnya menyebutkan Kota Semarang, Kota Surabaya, dan Kota Makasar berpotensi menjadi episentrum baru kasus Vovid-19 di Indonesia.
Hal ini menurut Yurianto, karena kasus orang positif Covid-19 di tiga kota besar tersebut cukup tinggi dibandingkan atas daerah lainnya di Tanah Air.
Lebih lanjut Ganjar menyatakan, peningkatan jumlah kasus orang positif Covid-19 di Kota Semarang memang cukup tinggi dari kabupaten/kota lainnya di Jateng.
Kendati Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sudah melakukan tindakan tegas dengan menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM).
“Kami berharap masyarakat Kota Semarang bisa mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan dalam PKM untuk menekan peningkatan kasus Covid-19,” ujarnya.
Menurut Ganjar, keputusan Pemkot Semarang menerapkan PKM, bukan bukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti daerah zona merah lainnya tidak masalah karena prinsipnya sama.
Pada prinsipnya pemberlakukan PKM atau PSBB adalah soal ketertiban masyarakat untuk mematahui social distancing dan psyical distancing memakai masker saat di luar rumah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Jadi intinya bukan PKM atau PSBB, tapi kesadaran masyarakat untuk bisa mengerti, memahami, dan disiplin jaga jarak, pakai masker, cuci tangan, dan lainnya,” ujar Ganjar.
Bila masyarakat Kota Semarang tetap tidak disiplin mematuhi kebijakan PKM, menurut Ganjar tidak menutup kemungkinan akan diberlakukan kebijakan PSBB.
Kalau sampai nantinya diberlakukan PSBB di Kota Semarang, maka masyarakat nantinya yang akan rugi sendiri karena gerakan akan dibatasi secara ketat.
“Agar jangan sampai Kota Semarang menjadi PSBB, maka masyarakat agar disiplin dan taat aturan,” harap Ganjar.
Sementara berdasarkan data dari siagacorona.semarangkota.go.id, Kamis (30/4) sore jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 119 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) 304 orang, dan orang dalam pemantauan (ODP) 640.