Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis bahwa 2021 merupakan tahun pemulihan (recovery) dan rebound ekonomi dari dampak pandemi coronavirus disease 2019 yang menghantam berbagai sendi lini kehidupan.
"Saya optimis tahun 2021 adalah tahun recovery, tahun pemulihan, dan tahun rebound," kata Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam pembukaan Musrembangnas 2020 melalui video telekonferensi daring, Kamis (29/4).
Jokowi juga optimistis bangsa Indonesia bisa melawati situasi berat pandemi Covid-19 ini berkat kedisiplinan selurh rakyat dan kecepatan serta ketepatan langkah-langkah pemerintah.
"Saya meyakini, insyaallah dengan kedisiplinan, dengan kecepatan, dan ketepatan langkah-langkah kita, kita akan melalui situasi yang berat ini," ujarnya.
Pemerintah mempuyai berbagai skenario dan langkah-langkah mitigasi Covid-19, baik dampak terhadap kesehatan maupun ekonomi. Selain itu, menyiapkan langkah-langkah yang akan dilakukan setelah pandemi Covid-19 bisa dikendalikan.
Untuk menyongsong 2021 sebagai tahun pemulihan dan reborn ekonomi, Jokowi mengatakan, bukan hanya perlu percepatan dalam mengatasi pandemi Covid-19, tetapi juga menyiapkan strategi percepatan pemulihan.
"Negara yang akan menjadi pemenang bukan hanya yang berhasil mengatasi Covid-19, tetapi juga harus cepat melakukan pemulihan, cepat melakukan recovery," ujarnya.
Menurut Jokowi, situasi pandemi Covid-19 ini membuat kita sepakat untuk melihat lagi hal-hal yang harus diperbaiki dan harus dipulihkan. Melihat kembali seberapa kuat ekonomi negeri ini untuk menghadapi pandemi.
"Di masa pendemi ini kita lihat seberapa siap dan kuat kita dengan ekonomi kita dan seberapa kuat ketahanan pangan kita, seberapa besar ketergantungan kita kepada negara lain," ujarnya.
Dalam situasi seperti ini, lanjut Jokowi, kita bisa melihat dan menghitung lagi berbagai potensi di dalam negeri yang kita miliki dan belum maksimal.
"Sebagai contoh apa yang terjadi di sektor kesehatan, industri farmasi bahan baku obat kita saat ini kita masih impor, 95% masih impor. Alat-alat kesehatan banyak tidak ada. Apa yang bisa kita bikin sendiri dan apa saja yang kita bisa beli dari negara lain. Lalu bagaimana dengan tenaga medis, laju dokter spesialis, terutama untuk menghadapi situasi seperti saat ini," katanya.