Pekanbaru,Gatra.com - Tutupnya sejumlah kafe dan restoran di Kota Pekanbaru sebagai imbas penerapan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB), mempersulit upaya Kota Pekanbaru meraup Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk tahun 2020. Adapun untuk tahun 2020, Badan Pendapatan Asli Daerah (Bapenda) menetapkan target penerimaan Rp826 miliar.
Menurut Anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Muhammad Sabarudi, pandemi Covid-19 telah membuat dinamika bisnis di Kota Pekanbaru menjadi mandek. Oleh sebab itu ia meyakini realisasi PAD akan meleset dari yang diharapkan.
"Ini situasi di luar dugaan, kalau pun target itu tidak tercapai kita maklum dengan kondisi itu. Tapi harus Ada minimal perencanaan tentang kapan Covid-19 ini bakal berakhir, berserta pemulihan ekonominya," jelasnya kepada Gatra.com, Kamis (30/4).
Politisi Partai Keadilan Sejaterah (PKS) itu menambahkan, di tengah kondisi pandemi Covid-19, pemerintah kota perlu mengajak pelaku usaha untuk berembuk membicarakan solusi ditengah pandemi. Menurutnya, tanpa adanya solusi dari kedua belah pihak, maka denyut ekonomi Kota Bertuah kian terdampak.
"Sebenarnya di tengah kondisi pandemi, kita agak sensitif bicara kan PAD. Namun perlu ada pembicaraan lebih lanjut antara Pemkot dengan kalangan dunia usaha untuk mencari win-win solution," tekan politisi yang juga memiliki sejumlah usaha kuliner itu.
Solusi yang dimaksud bisa saja pemberian insentif kepada pelaku usaha kafe dan restoran, agar pebisnis dapat bertahan di kondisi yang tak menentu ini. Secara terpisah Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) area Riau, Nofrizal, menyebut pihaknya saat ini sedang menunggu jawaban dari pemerintah terkait permohonan keringanan pajak ditengah wabah pandemi.
Asal tahu saja, pada tahun 2019 pajak restoran menyumbang sebanyak Rp112 miliar bagi PAD Kota Pekanbaru. Hingga berita ini diturunkan Badan Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru belum memberikan jawaban.