Home Kesehatan Lambat, Pembangunan Ruang Isolasi di Masjid Agung KBB Batal

Lambat, Pembangunan Ruang Isolasi di Masjid Agung KBB Batal

Bandung, Gatra.com - Panitia kerja (Panja) DPRD Kabupaten Bandung Barat (KBB) menerbitkan 17 rekomendasi percepatan penanganan COVID-19 bagi pemerintah daerah. Satu dari rekomendasi tersebut, meminta Pemda Bandung Barat membatalkan rencana pembuatan ruang isolasi pasien COVID-19 di masjid Agung Ash-Shiddiq. 
 
Ketua Panja Percepatan Penanganan COVID-19 DPRD KBB, Bagja Setiawan mengatakan proses pembuatan ruang isolasi di masjid Ash-Shiddiq oleh pemerintah daerah bakal memakan banyak waktu. Sementara di lapangan, banyak pasien yang harus segera ditangani dan diisolasi. 
 
"Jika dilihat beberapa pekan kebelakang banyak pasien positif memerlukan ruang isolasi. Belum lagi, ada 84 warga yang positif rapid test, mereka semua juga perlu segera diisolasi," kata Bagja, Kamis (30/4). 
 
 
Bagja menjelaskan, pembuatan ruang isolasi yang diusulkan sejak jauh-jauh hari, sampai saat ini belum terealisasi karena proses pengadaan lambat. Apalagi, ruangan masjid Ash-Shiddiq lantai satu itu, harus dilengkapi dengan sejumlah fasilitas. 
 
"Ruangan itu kan mesti dibuat sekat-sekat dulu, supaya satu pasien, satu ruangan. Ditambah kita mesti menyediakan kasus standar rumah sakit, pendingin ruangan, dan lainnya," ucapnya. 
 
Dengan kondisi itu, Panja meminta pemda Bandung Barat membatalkan rencana alih fungsi ruangan lantai Masjid Agung Assiddiq itu dan memilih alternatif ruang isolasi yang bisa cepat dipergunakan. 
 
"Kita sarankan manfaatkan dulu BPSDM Jabar di Cisarua kan sudah siap dipakai. Atau LPMP di wilayah tengah, dan Islamic Center di rongga untuk selatan," katanya. 
 
Menurut Bagja, latar belakang pembuatan ruang isolasi di masjid Ash-Shiddiq bertujuan mempercepat penanganan pasien positif COVID-19 tanpa gejala (OTG) serta orang yang positif rapid test. Sehingga, pasien tersebut bisa melakukan isolasi tanpa terjadi gejolak sosial. 
 
"Kalau mereka melakukan isolasi mandiri, belum tentu sesuai prosedur. Kita juga menghindari gejolak sosial di masyarakat. Banyak warga yang menolak pasien positif melakukan isolasi di rumahnya," pungkasnya. 
 
202