Brebes, Gatra.com - Pemerintah melarang mudik Lebaran 2020 untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Namun ratusan ribu orang sudah lebih dulu mudik ke Jawa Tengah sebelum kebijakan itu diberlakukan.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengatakan, warga yang mudik ke Jawa Tengah sebelum larangan mudik diberlakukan mencapai lebih dari 700 ribu orang.
"Meskipun belum memasuki bulan Ramadan, tetapi warga yang pulang ke Jawa Tengah jumlahnya 700 ribu lebih, sebelum Operasi Ketupat Candi, sebelum ada larangan," kata Rycko saat memantau penyekatan di Gerbang Tol Pejagan Brebes, Rabu (29/4) sore.
Menurut Rycko, ratusan ribu warga yang "curi start" mudik itu masuk ke Jawa Tengah melalui bandara, stasiun, pelabuhan dan terminal. Keberadaan mereka didata dan dipantau melalui seluruh pintu masuk tersebut.
"Mereka dicatat dan dipantau sebagai orang dalam pemantauan (ODP) selama 14 hari melalui pemerintah kabupaten maupun kota," ujarnya.
Untuk mencegah semakin banyaknya pemudik yang masuk ke Jawa Tengah, Rycko mengatakan sudah dilakukan penyekatan di 13 titik masuk Jawa Tengah sejak 24 April 2020 atau bertepatan dengan dilaksanakannya Operasi Ketupat Candi 2020. Tiap kendaraan yang akan masuk Jawa Tengah dan melalui 13 titik penyekatan itu diperiksa dan diminta putar balik jika mengangkut pemudik.
"Sejak memasuki Operasi Ketupat Candi mulai 24 April, kurang lebih ada 100 ribu pemudik yang mau masuk Jateng sudah kita lakukan pemantauan dan putar balikkan ke Jakarta. Hari ini ada 40 kendaraan yang dikembalikan," ujar Rycko.
Menurut Rycko, larangan mudik merupakan upaya sungguh-sungguh pemerintah untuk memutus rantai penularan dan penyebaran Covid-19. "Karena itu kita harus mengurangi kegiatan pergerakan manusia, menjaga jarak, dan tetap tinggal di rumah," ucapnya.