Brebes, Gatra.com - Polda Jawa Tengah (Jateng) melakukan penyekatan di 13 titik masuk wilayah Jawa Tengah untuk mengantisipasi warga yang nekat mudik. Sejak kebijakan larangan mudik diberlakukan, sudah lebih dari 100 ribu pemudik yang diputar balikkan.
Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan, pelaksanaan Operasi Ketupat Candi 2020 berbeda dengan Operasi Ketupat Candi yang digelar tahun-tahun sebelumnya menyusul keputusan pelarangan mudik yang dikeluarkan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
"Berdasarkan kebijakan larangan mudik, maka pola operasi dilakukan berbeda. Dari pemantauan untuk memberikan kelancaran arus mudik menjadi proses penyekatan arus mudik," kata Rycko saat memantau titik penyekatan di Gerbang Tol Pejagan Brebes, Rabu (29/4) sore.
Rycko mengatakan, di Jawa Tengah terdapat 13 titik penyekatan untuk menghalau pemudik yang akan masuk wilayah Jawa Tengah. Penyekatan dilakukan sejak Operasi Ketupat Candi 2020 dilaksanakan pada 24 April 2020.
"Di Jawa Tengah terdapat 13 titik sekat, tiga di antaranya berada di wilayah pantura, sisanya di wilayah Jawa Tengah selatan dan timur untuk menyekat arus dari timur dan barat," katanya.
Rycko mengungkapkan, sejak penyekatan dilakukan, terdapat sekitar 100 ribu pemudik yang diputar balikkan kembali ke daerah-daerah asal berangkat. Tindakan ini menurut dia dilakukan kepolisian secara humanis.
"Kita beri tanda, sejak mereka masuk wilayah Jawa Tengah sudah diberi tahu dilarang mudik dan akan dikembalikan," ujarnya.
Dengan adanya 13 titik penyekatan itu, Rycko meminta masyarakat yang berniat mudik untuk mengurungkan niatnya dan mematuhi larangan dari pemerintah.
"Saya mengingatkan saudara saudara kita yang akan masuk Jateng dalam rangka mudik sebaiknya ikuti himbauan pemerinta. Tetap tinggal di tempat, sayangi dirinya sendiri, sayangi keluarga. Mari kita disiplin dalam rangka memutus rantai penularan dan penyebaran virus corona," ujarnya.