Jakarta, Gatra.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, defisit fiskal pemerintah pada tahun 2020 akan mencapai Rp1.400 triliun. Meski, pemerintah telah menyiapkan beberapa skenario pembiyaan untuk menutup jumlah defisit tersebut.
Pertama, lanjut Perry melalui saldo kas pemerintah, baik yang terdapat di perbankan maupun yang ada di BI.
"Terus dari dana-dana BLU. Dari pinjaman program ADB, Bank Dunia, dari penerbitan obligasi di valas, itu kalau dijumlah-jumlah itu Rp500 triliun," katanya, dalam media briefing, di Jakarta, Rabu (29/4).
Kemudian, sekitar Rp225 triliun telah dibayarkan. Sehingga sisa defisit sebesar Rp675 triliun, yang mana Rp150 triliun diantaranya digunakan untuk program pemulihan ekonomi pasca wabah Covid-19.
"Itu (pembiayaan defisit) tentu saja ada mekanisme tersendiri untuk pemenuhannya. Belum tentu melalui pasar," ujar Perry.
Selanjutnya, sekitar Rp100 triliun dari defisit tersebut akan dibiayai oleh BI melalui kebijakan pelonggaran giro wajib minimum (GWM). Sedangkan sisanya sebesar Rp425 triliun akan dipenuhi melalui lelang SBN.
"Nah, Rp425 triliun kalau kita hitung, sisa lelang sampai dengan akhir tahun itu, kebutuhan yang dari lelang sebetulnya tidak melonjak tinggi. Jadi, target-target lelang yang diumumkan pemerintah, selama ini Insya Allah cukup untuk memenuhi pembiayaan fiskal," tegas Perry.