Karanganyar, Gatra.com - Jumlah penghuni karantina di asrama Balai Latihan Kerja (BLK) Karanganyar, Jawa Tengah bertambah menjadi tujuh orang. Mereka adalah petugas medis RSUD Karanganyar berstatus reaktif usai menjalani rapid test. Sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap mereka, relawan yang tergabung di Gerakan Aspirasi Muda Lawu (Gardal) menyumbang alat pelindung diri (APD).
"DKK (Dinas Kesehatan Kabupaten) dan RSUD memang sudah mencukupi kebutuhan. Namun ini bentuk perhatian kita," kata Pamuji, Korlaps Gardal kepada Gatra.com usai menyerahkan APD berupa lima baju hazmat dan 30 masker dewasa itu ke penanggungjawab BLK, Selasa (28/4).
Dalam perbincangannya dengan Kepala UPT BLK Karanganyar Soenarto, terungkap delapan petugas medis RSUD terbukti reaktif usai menjalani rapid test. Dari jumlah itu enam orang masuk ke asrama pada Minggu (26/4) dan satu orang lagi pada Selasa pagi tadi.
"Kemarin enam orang masuk. Sedangkan hari ini satu lagi. Ada tujuh petugas medis yang dikirim ke sini, dari total delapan orang yang dilaporkan reaktif usai dirapid test," kata Kepala UPT BLK Karanganyar, Soenarto.
Mereka tiga laki-laki dan empat perempuan muda. Soenarto mengatakan RSUD menutup rapat identitasnya. Seluruh kebutuhan makan dan obat-obatan dipenuhi RSUD Karanganyar. Sedangkan BLK hanya memfasilitasi kamar tidur dan listrik. Soenarto mengatakan, BLK menjadi tempat paling memungkinkan bagi tujuh pegawai RSUD Karanganyar itu.
Mereka khawatir isolasi mandiri di rumah bakal berbenturan dengan lingkungan keluarga maupun para tetangga. Mereka juga tidak tega jika harus mencari tempat indekos. Selama berada di asrama, seluruh aktivitas kebersihan dilakukan secara mandiri.