Home Kesehatan Jelang PSBB, Pemprov Jatim Tambah Dokter dan Faskes

Jelang PSBB, Pemprov Jatim Tambah Dokter dan Faskes

Surabaya, Gatra.com - Tim medis penanganan Covid-19 di Jawa Timur, semakin menyiagakan sejumlah tenaga kesehatan dan fasilitasnya, menyusul mulai diberlakukannya, Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk wilayah Kota Surabaya, sebagian Kabupaten Gresik dan sebagian Kabupaten Sidoarjo, mulai Selasa (28/4). 

Catatan sementara, ada tambahan bed sebanyak 507 unit yang tersebar di 85 rumah sakit rujukan Covid-19 se-Jawa Timur. Total jumlah bed yang mencapai 3.044 setelah penambahan tersebut, ditempatkan di lima tipe ruang observasi dan isolasi.

Begitu pula dengan jumlah ventilator. Tim medis, menyiagakan 117 unit ventilator. Alat kesehatan tersebut tentu akan disiagakan untuk penanganan pasien yang diisolasi di ruang isolasi tekanan negatif.

Ketua Gugus Tugas Kuratif Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi mengatakan, yang terpenting dari semua fasilitas kesehatan tersebut adalah ruang isolasi bertekanan negatif. Sebab, ruang tersebut mampu mencegah penularan virus atau bakteri kepada orang-orang yang berada di luar ruangan.

"Jadi udara di dalam ruangan itu (ruang isolasi bertekanan negatif) tidak dapat keluar. Udara dapat masuk tapi tidak dapat keluar. Karena pasien (dengan penyakit) menular, harus dirawat di situ. Supaya, orang di luar ruangan itu, tidak tertular," kata Joni di Gedung Grahadi Surabaya, Senin (27/4).

Joni melanjutkan, ada penambahan ruang isolasi tekanan negatif di sejumlah rumah sakit di Surabaya. Antara lain, di RSJ Menur, RSU dr. Soetomo, dan RSU Universitas Airlangga (RSUA). Di RSUA sendiri, Joni menyebut akan ada 32 ruang isolasi yang siaga merawat pasien Covid-19.

Selain fasilitas berupa bed dan ruang isolasi, Joni menyatakan bahwa jumlah tim medis yang akan menangani pasien Covid-19 juga masih mencukupi. Joni menyebutkan, ada sebanyak 192 dokter spesialis paru. Namun, angka tersebut kemungkinan tidak akan banyak bertambah.

"Butuh lima tahun bagi dokter untuk menjadi spesialis paru. Tapi kalau nggak ada (dokter paru) masih ada dokter spesialis penyakit dalam. Karena dokter spesialis penyakit dalam juga diajari tentang paru-paru," kata Joni.

Selain dua dokter spesialis tersebut, ada juga dokter mikrobiologi dan dokter patologi klinik yang berjumlah 142 orang. Dokter tersebut bertugas melakukan sampling dari hasil swab test.

Kemudian, lanjut Joni, ada sejumlah dokter umum yang mengajukan diri sebagai relawan penanganan pasien Covid-19. Mereka akan dilatih membantu dokter spesialis paru dan penyakit dalam.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, bahwa pihaknya juga akan merekrut sejumlah dokter dan tenaga ahli psycholsosial. Tenaga ahli tersebut akan menangani pasien Covid-19 dari aspek kejiwaan selama mengisolasi diri.

Penangannya, akan dilakukan di kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Timur. Khofifah mengatakan bahwa sudah ada ruang klinik dan isolasi mandiri dengan sejumlah fasilitas olah raga di BPSDM.

"Dengan upaya penyembuhan ini dalam posisi kebahagiaan itu akan meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh. Besok juga sudah mulai siap untuk menerima apa yang dirujuk. Jadi mungkin nanti pada saat pelaksanaan PSBB ada yang membutuhkan untuk dilakukan apa observasi di situ," kata Khofifah.

81