Sleman, Gatra.com – Kantor Kementerian Agama Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan masih banyak masjid dan musala kampung menggelar salat tarawih pada Ramadan ini di tengah merebaknya wabah. Padahal warga sudah diimbau supaya beribadah di rumah untuk memutus penyebaran Covid-19.
Kepala Kemenag Sleman Sa’ban Nuroni mengatakan banyaknya masjid dan musala menggelar ibadah salat berjemaah itu didapat dari pemantauan dan laporan dari Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) tiap kecamatan.
Sa’ban mengatakan mayoritas masjid dan musala yang menggelar ibadah salat berjemaah itu berada di perkampungan. “Pemantauan kami, masjid di dalam kampung-kampung yang paling banyak. Kalau masjid di tepi jalan raya sudah mematuhi imbauan,” kata dia saat dihubungi, Senin (27/4).
Menurut Sa’ban, ibadah salat berjamaah itu berupa salat tarawih dan salat jumat. “Masih banyak yang eman (sayang) meninggalkan salat tarawih di masjid. Kalau untuk jumlahnya, masih kami minta kepada teman-teman Kepala KUA untuk dilakukan pendataan,” ucapnya.
Sa’ban mengatakan temuan ini akan dilaporkan ke Bupati Sleman, Selasa (28/4). Ia berharap kepala daerah mengeluarkan kebijakan tegas dan berkoordinasi dengan polisi dan TNI.
“Harapan kami bupati bersikap tegas. Polisi memantau dan menertibkan dibantu TNI dan kami edukasi. Maunya semua bergerak. Kan surat imbauan kemarin juga kami tembuskan ke bupati, kapolres, dan dandim,” paparnya.
Melalui surat yang terbit seminggu sebelum Ramadan itu, Kemenag Sleman telah mengimbau ibadah digelar di rumah masing-masing. Ibadah itu antara lain salat tarawih, tadarus, buka puasa bersama, dan makan sahur.