Karanganyar, Gatra.com - Balai Latihan Kerja (BLK) Karanganyar di Desa Bangsri, Karangpandan bergeser penggunaannya menjadi rumah karantina Orang Dalam Pemantauan (ODP) kasus Corona. Mulai Minggu (26/4), enam petugas medis RSUD Karanganyar menjalani karantina sembari menanti pengambilan sampel lendir tenggorokannya memakai metode swab.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Karanganyar, Juliyatmono mengatakan enam petugas medis dan paramedis tersebut hasil rapid tesnya reaktif. Ia memasukkan mereka ke asrama BLK untuk memudahkan pemantauan dan memberi mereka kesempatan bersosialisasi dengan sesamanya.
“Ada yang tinggal sendirian di rumahnya. Tinggal mereka mau menjalani karantina dimana, kita layani. Kalau karantina dengan sesama seprofesi, mungkin lebih baik. Mereka dapat lebih bersemangat menjalani hari-harinya sambil menunggu hasil swab,” katanya.
Kepala UPT BLK Karanganyar, Soenarto menambahkan, fasilitas belajar prakerja itu sebenarnya akan dijadikan RS darurat Covid-19. Perubahan pemanfaatan itu menyesuaikan arahan Bupati Karanganyar Juliyatmono.
“Ini sebenarnya bukan untuk karantina ODP. Namun karena kebijakan darurat dari Bupati, maka kami siapkan keperluannya,” katanya.
Rumah karantina di asrama BLK tersebut terisi enam petugas medis RSUD yang terbukti reaktif setelah menjalani rapid test, dari total delapan orang yang dilaporkan. Soenarto mengatakan dirinya sekadar menyiapkan kamar, sedangkan kebutuhan obat, makan dan lainnya dipenuhi RSUD Karanganyar dan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK).
“Dalam kondisi normal, tersedia 12 kamar masing-masing berkapasitas 10 orang. Sedangkan saat ini untuk karantina, satu kamar hanya 1-2 orang saja,” katanya.
Ia mengatakan BLK mulai kosong kegiatan per 21 April lalu. Nantinya, kegiatan BLK akan dilokasikan berjauhan dari asrama yang dipakai karantina. Sementara itu hingga Senin (27/4) tercatat lima dari 13 pasien positif corona di Kabupaten Karanganyar adalah tenaga medis. Sebagian menjalani isolasi di RSUD Dr Moewardi.