Home Gaya Hidup Sebanyak 950 Kru Angkutan di Karanganyar Dapat BLT

Sebanyak 950 Kru Angkutan di Karanganyar Dapat BLT

Karanganyar, Gatra.com - Sebanyak 950 sopir, kernet dan kru angkutan barang maupun orang di Kabupaten Karanganyar dijatah bantuan langsung tunai (BLT) Rp600 ribu per bulan selama tiga bulan mulai April 2020. Pelaksanaan jaring pengaman sosial ini diharapkan menstimulasi upaya mereka tetap bertahan hidup dari imbas wabah Corona.

Kapolres Karanganyar AKBP Leganek Mawardi mengatakan mereka yang dijatah BLT dari kalangan tersebut lolos seleksi. Yakni memiliki SIM sesuai armada yang dijalankan serta relatif patuh aturan lalu lintas.

“Jika pernah kena tilang, tidak diusulkan mendapat BLT bagi para kru angkutan ini,” katanya usai menyerahkan secara simbolis bantuan dari pemerintah pusat itu yang disalurkan melalui rekening BRI di Gedung DPRD Karanganyar, Senin (27/4).

Dalam penyerahannya, para penerima dikumpulkan di ruang rapat paripurna DPRD. Mereka duduk berjarak dan mengenakan masker. Kepada mereka, Kapolres yang didampingi Kasatlantas AKP Dewi Endah Utami menyampaikan materi keselamatan berkendara.

Menurutnya, faktor kelalaian manusia menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas. Sopir sedianya memiliki fisik yang sehat dan pengendalian psikologis yang baik demi kelancaran dan keselamatan selama perjalanan.

Lebih lanjut dikatakan Kapolres, BLT dicairkan secara bertahap ke 950 penerimanya. Dimulai pada bulan ini, per penerima berhak Rp600 ribu per bulan selama tiga bulan ke depan. Ia memahami kondisi perekonomian para kru angkutan barang dan orang anjlog akibat wabah Covid-19. Pembatasan sosial dan fisik benar-benar mengurangi pendapatannya.

“Angkutan enggak jalan sehingga mereka di rumah saja enggak bekerja atau malah kontraknya dengan pemilik armada habis. Bantuan keuangan ini bisa sedikit membantunya tetap bertahan,” katanya.

Triyadi, sopir bus mini perdesaan trayek Jatipuro-Karanganyar mengaku tak ada penumpang sama sekali selama wabah Covid-19. Penumpangnya yang mayoritas pelajar, kini sedang belajar di rumah (BDR).

“75 persen penumpangnya enggak naik. Sekarang malah nihil,” katanya.

Sedangkan kernet  bus pariwisata bernama Suwardo asal Kerjo mengaku tak bekerja sebulan lebih. Untungnya ia masih memiliki ladang yang diandalkan panenannya.

“Saya menganggur karena enggak narik. Bus pariwisata lagi sepi,” katanya. 

152