Home Ekonomi Covid-19, Pendapatan Penjual Takjil Seribu Masjid Menurun

Covid-19, Pendapatan Penjual Takjil Seribu Masjid Menurun

Lombok Barat, Gatra.com - Berkah dari datangnya bulan suci Ramadan, beragam aktivitas ekonomi bermunculan. Salah satu yang sering ditemukan yakni dengan munculnya para pedagang khas kuliner sebagai menu alternatif berbuka puasa bersama keluarga. Meski kemuncuan para pedagang takjil tdak seramai bulan Ramadhan tahun sebelumnya ditengah pandemi Corona saat ini, namun pedagang dimaksud tetap saja bermunculan.

 

Di Pulau Lombok, yang dijuluki Pulau Seribu Masjid, secara umum, jenis makanan tradisional yang sangat diminati pada bulan suci ini biasanya jenis urap-urapan, seperti ebatan. Makanan ini terbuat dari campuran daun belimbing, kemangi, dan bunga pisang.

Ebatan biasanya dinikmati dengan jenis makanan khas lainnya yang sudah cukup terkenal, seperti plecing kangkung, sate sisuk atau sate kulit. Bagi sebagian masyarakat Lombok, biasanya akan terasa kurang lengkap jika berbuka puasa tak menyantap makanan khas itu.

Selain itu jajanan khas daerah ini juga bermunculan, seperti kue lupis, sarimuka, kolek, es kelapa, es campur dan kelepon. Jajanan ini biasanya disuguhkan bersama kolak sebagai makanan pembuka saat berbuka puasa sebelum menikmati makanan berat, seperti nasi, ikan dan sayur.

Makanan tradisional daerah ini dapat dibeli di sejumlah pasar tradisional di Mataram atau umumnya di Pulau Lombok. Biasanya, pasar akan ramai menjelang datangnya waktu berbuka puasa. Para pembeli umumnya dari kaum perempuan atau ibu rumah tangga. Banyaknya pembeli pada bulan puasa ini membawa berkah bagi para penjual makanan tradisional.

Jika di hari-hari biasa keuntungan mereka hanya puluhan ribu, meski untung pada Ramadhan tahun ini, namun sedikit menurun disbanding tahun lalu, karena yang datang berbelanja juga kurang khawatir penyebaran virus Corona.

“Dibanding Ramadhan tahun lalu, pendapatan kami agak sedikit menurun, karena yang berbelanja sedikit berkurang. Mungk khawatir penyebaran virus Corona ini. Kecuali it himbauan pemerintah juga untuk menghindari keramaian,” ungkap Mashuri, pedagang kuliner khas Lombok asal Desa Perampuan, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, NTB, Minggu (26/4).

Menurut Mashuri setiap tahun dirinya dibantu keluarga selalu menyiapkan berbagai menu makanan khas Lombok sebagai menu berbuka puasa bagi warga. Harganya pun terjangkau. Masyarakat bisa belanja dari Rp3000 ke atas.

371