Pekanbaru, Gatra.com - Opsi kampanye online pada pemilukada 2020 bukan pilihan menjanjikan. Hal itu diungkapkan Sekretaris DPD Partai Gerindra Riau, Hardianto.
Menurut Hardianto kampanye dengan mekanisme seperti itu tidak akan optimal dilakukan di daerah, sebab sejumlah daerah di Riau belum terjamah jaringan internet. "Di Jakarta oke, tapi di Riau tidak bisa, tidak semua area di Riau dijangkau jaringan internet," sebutnya kepada Gatra.com, Minggu (26/4).
Hardianto menambahkan, jika kampanye gaya online itu diputuskan untuk diterapkan oleh penyelenggara pemilu, maka sebagian besar pemilih dikhawatirkan tidak pernah menatap calon kepala daerah.
"Kalau itu dipaksakan juga, berarti akan merugikan pemilih karena tidak melihat dan mengetahui visi-misi cakada secara langsung," ujarnya.
Di Riau sendiri gelaran pilkada akan dilakukan di 9 dari 12 wilayah kabupaten/kota. Dari jumlah tersebut pemilukada digelar di 1 kota dan 8 kabupaten, dimana kabupaten, menjadi wilayah yang kerap bermasalah dengan cakupan internet.
Diketahui, persoalan akses internet menjadi perhatian serius di Riau pada tahun 2018. Saat itu calon wakil gubernur Riau (sekarang wakil gubernur terpilih) Edy Natar Nasution menyebut terdapat lebih dari 300 blankspot area di Riau. Realita ini menurutnya dapat mempengaruhi produktivitas masyarakat tempatan, termasuk anak-anak yang tengah bersekolah.
Adapun kampanye online dianggap sebagai solusi ditengah wabah COVID-19. Seperti diketahui sejumlah pemerintah di daerah telah menerapkan, pembatasan sosial bersekala besar (PSBB).
Kebijakan tersebut dengan sendirinya melarang kerumunan warga. Disamping itu pemerintah pusat juga telah menghimbau agar masyarakat melakukan sosial distancing untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
Reporter: Febri Kurnia