Purbalingga, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga, Jawa Tengah memastikan ketersediaan stok pangan dan kestabilan harga pada Ramadan ini. Salah satu indikasinya adalah stabilnya pasokan dan harga di sejumlah penyalur sembako di beberapa wilayah Purbalingga.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, pemerintah daerah telah mengecek ketersediaan stok pangan. Dia bisa memasikan semua ketersediaan bahan pokok cukup. “Bulan Ramadan ini, pemerintah memastikan ketersediaan bahan pokok. Kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) harus ada dipasaran, termasuk memastikan kestabilan harga,” katanya, dalam keterangan tertulisnya.
Pengecekkan juga dilakukan ke penyalur gas elpiji PT Asri Bumi Agung. Saat di penyalur gas elpiji, didapati ketersediaan gas elpiji aman, bahkan permintaan cenderung menurun. Pasalnya sejumlah pelaku usaha mikro turut terdampak covid-19. “Ketersediaan stok elpiji sampai hari ini masih tercukupi. Harga juga masih stabil, mudah-mudahan ketersediaan elpiji tidak ada permasalahan,”ungkapnya.
Pemilik PT Asri Bumi Agung, Marlina Natalia Setyawan mengatakan, pihaknya harus memiliki stok gas elpiji di gudang untuk kebutuhan empat hari kedepan. Meski menjelang puasa, tidak ada lonjakan permintaan elpiji seperti jelang puasa tahun-tahun sebelumnya.
“Sampai hari ini permintaan masih stabil dan tidak ada lonjakan meskipun besok sudah puasa. Namun pihaknya tetap siap dan berkoordinasi dengan Disperindag maupun Pertamina ketika ada lonjakan permintaan,”kata Marlina.
Sementara, Kepala Bulog Sub-Divre IV Banyumas, Dani Satrio mengatakan, saat ini di gudang Karangsentul Purbalingga tersimpan beras sebanyak 3.000 ton. Dan stok ini cukup untuk memenuhi kebutuhan beras sampai pada bulan puasa.
Saat ini pula, Bulog juga melakukan penyerapan gabah petani. Untuk menstabilkan harga di pasaran, pihaknya akan melakukan operasi pasar beras medium dengan harga Rp 8100 per kilogram. Termasuk gula pasir dijual Rp12.500/kg. “Disamping ada 3.000 ton beras di gudang, kami juga terus melakukan pembelian gabah ke petani. Nantinya akan dilakukan operasi pasar, baik beras maupun gula pasir,” kata Dani.
Selama ini, penyerapan gabah yang dilakukan Bulog dengan cara membeli ke petani Purbalingga. Gabah tersebut dijemur untuk kemudian digiling di komplek gudang Bulog Karangsentul. Secara rutin setiap musim panen, Bulog melakukan penyerapan gabah dari petani setempat. “Kebetulan kami memiliki lantai jemur yang cukup dan mesin giling, sehingga gabah yang dibeli dari petani, ketika kering langsung digiling dan disimpan di gudang,” jelasnya.