Surabaya, Gatra.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur menyatakan sebanyak 26 dokter dan tenaga medis lain, terpapar Covid-19. IDI Pusat lalu menginstruksikan semua dokter yang tidak ada hubungannya dengan penyakit Covid-19, untuk berhenti praktek.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi mengatakan, para dokter tersebut boleh berhenti praktek di rumah sakit atau rumah pribadi selama pandemi tersebut masih berlangsung.
"IDI pusat, sudah menyarankan (para dokter tersebut) tidak praktek. Kalau tidak emergency, dokter dan tenaga medis yang tidak berhubungan langsung (dengan Covid-19) tidak perlu praktek. Saya sendiri tidak praktek," kata Joni di Gedung Grahadi Surabaya, Sabtu (25/4).
Joni menjelaskan, instruksi tersebut kaitannya dengan keamanan kesehatan dan konsumsi atau penggunaan alat pelindung diri (APD) sehari-hari dalam menangani pasien Covid-19. Sehingga, hanya para dokter, perawat, dan tenaga medis lain yang dikategorikan pada level 1, 2, dan 3, yang wajib memakai APD lengkap.
Pemakaian APD pada tiap level tersebut juga bervariasi kelengkapannya. Pemakaian APD pada level 3, adalah para dokter dan tenaga medis lain di ruang Intensive Care Unit (ICU) atau ruang isolasi.
Begitu pula pada level 1. Dokter dan tenaga medis yang bertugas pada level 1 atau non-area merah, cukup menggunakan sarung tangan dan masker. Yakni, dokter dan tenaga medis yang bertugas di ruang sanitasi.
Sedangkan, pada level 2 adalah para dokter dan tenaga medis yang bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD). Sama dengan dokter dan tenaga medis lain di level 3, mereka juga wajib menggunakan masker, face shield, sarung tangan, dan hazmat yang design-nya berbeda dengan hazmat khusus ruang isolasi.
"Kalau mereka, cukup memakai sarung tangan dan masker. Itu saja. Level 2, di area UGD. Misalnya yang tidak ada Covid-19. Tetapi, masih ada kemungkinan ada Covid-19. Orang di UGD, sakit tipes, tibak e Covid-19 (ternyata menderita Covid-19)," jelas Joni.
Terkait konsumsi atau penggunaannya, Joni menjelaskan bahwa diperlukan 23 set APD lengkap yang digunakan dokter spesialis paru-paru, perawat, dan dokter anastesi atau spesialis penyakit dalam. Sebanyak 23 APD tersebut hanya untuk merawat satu pasien selama 24 jam, dengan durasi penggunaan APD hanya selama 4 hingga 5 jam.
"Di ruang ICU, satu pasien diperlukan kira-kira 23 set APD lengkap per dokter. Dapat dibayangkan kalau jumlah pasiennya makin meningkat. Tapi saya ngga bisa prediksi (untuk jumlah stok APD saat ini bisa bertahan berapa lama)," ucapnya.
Meski demikian, Joni optimis bahwa jumlah ketersediaan APD saat ini masih mencukupi untuk melindungi semua dokter yang bertugas menangani pandemi Covid-19. Dia mengatakan, ada beberapa rumah sakit rujukan Covid-19 yang stok APD-nya sempat menipis.
Beruntung, kebutuhan APD di rumah sakit tersebut dapat segera terpenuhi. Joni mengatakan, jika ada rumah sakit yang mulai kekurangan pasokan APD, dapat berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan lain yang stok APD-nya masih banyak.
"Kami punya WAG (WhatsApp Group) di seluruh rumah sakit. RS rujukan dan dinas kesehatan, jadi kalau kekurangan bisa (koordinasi) lewat WAG," ucap Direktur Utama RSU dr. Soetomo tersebut.
Untuk itu, dirinya juga menyarankan masyarakat awam, agar menggunakan APD berupa masker. Terutama, pada saat beraktivitas di luar rumah. Sebab, banyak pengidap Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala apapun. "Karena kalau orang carrier (pembawa virus covid-19) batuk, ya kena (tertular) kita," tuturnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono mengatakan, hingga kini, pihaknya masih menerima bantuan berupa APD dari berbagai pihak. Semua bantuan tersebut, lanjutnya, sudah disalurkan ke 85 rumah sakit rujukan Covid-19.
"Jadi bantuan APD masih mengalir. Beberapa waktu lalu, kami membantu (penyaluran APD) ke rumah sakit rujukan. Sudah sejak seminggu lalu. Datanya ada (dapat diakses) di situs Radar Bansos," kata Heru.
Sebagai informasi, data jumlah APD yang disalurkan kepada para tenaga medis di 85 rumah sakit rujukan Covid-19, tercatat dan dimuat di situs https://radarbansos.jatimprov.go.id/. Tercatat, lebih dari satu juta APD berupa masker, hazmat, handscoon atau sarung tangan, hand sanitizer, dan alat rapid test, yang telah disalurkan.
Rinciannya, sebanyak 1,2 juta masker telah didistribusikan. Kemudian, sebanyak 65,199 baju hazmat juga telah disalurkan. Ada juga 5,810 hand sanitizer, 212 handscoon, dan 30,288 alat Rapid Test yang juga telah didistribusikan ke 85 rumah sakit rujukan Covid-19.