Jakarta, Gatra,com – Ekonom Faisal Basri meminta pemerintah untuk memberikan izin kepada pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dari luar negeri agar dapat memasuki pasar Indonesia. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan untuk menyelamatkan UKM dan UMKM nasional dari dampak wabah Covid-19.
“Cara terbaik bantu ukm adalah buka 100 persen UKM luar negeri untuk masuk ke Indonesia. Justru artinya, yang harus kita lakukan tidak kita lakukan,” kata dia, dalam diskusi Ongkos Ekonomi Hadapi Krisis Covid-19, di Jakarta, Jumat (24/4).
Faisal melanjutkan, selama ini, yang dilakukan pemerintah untuk menopang UKM nasional hanyalah dengan menggelontarkan dana saja. Tanpa memberikan akses kepada sektor tersebut untuk masuk dan bermitra dengan UKM luar negeri, utamanya yang memproduksi pasokan bahan baku atau suplly value chain.
Baca juga: Kemenkop Mitigasi Dampak Covid-19 terhadap UMKM
Padahal, di saat terjadi disrupsi global value chain seperti sekarang, UKM Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk kembali bangkit. Tidak hanya di masa pandemic, namun juga pasca wabah nanti.
“Mereka akan mencari partner lokal, mereka akan mencari UKM UKM kita. Nah, bantulah. Jadi UKM itu nggak sekedar dikasih dana-dana itu, tanpa muatan supply chain. Ini kan selama covid. Jadi pasca covid sungguh strateginya harus berubah,” tegas dia.
Selain dapat masuk ke sektor suplly chain, dengan memberikan izin kepada UKM luar negeri untuk masuk ke Indonesia juga akan membuka lebih banyak lapangan kerja. Sebab, saat diberikan izin masuk, UKM luar negeri tidak akan membawa serta tenanga kerjanya, melainkan akan menggunakan rakyat Indonesia.
Seperti misalnya, UKM asal Jepang, saat mereka diberikan izin masuk, mereka akan memindahkan lokasi usaha seluruhnya ke Indonesia. Bukan membuka cabang, layaknya industri besar seperti Mitsubisihi dan Toyota.
“Mereka bedhol desa. Bedhol negara. Jadi usahanya di Jepang mereka tutup, pindah ke Indonesia. Menghasilkan convergent components yang belum dihasilkan produsen components UKM di Indonesia. Mereka tidak akan bawa buruhnya. Mereka akan pakai buruh di Indonesia,” tandas Faisal.