Lombok Tengah, Gatra.com - Semenjak merebaknya Pandemi Covid-19 dan ditetapkan sebagai bencana nasional non alam, di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Korem 162/WB tergabung dalam gugus tugas percepatan penanganan penyebaran Covid-19. Pihaknya melakukan berbagai upaya dalam percepatan penanganan, baik dampak terhadap kesehatan maupun dampak lain yang ditimbulkan, seperti sosial dan ekonomi masyarakat termasuk dalam hal ketersediaan pangan selama masa pandemi Covid-19 di wilayah NTB.
Persediaan cadangan pangan di tengah Covid-19 menjad salah satu yang menjadi perhatian seluruh stakeholder yang tergabung dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penyebaran Covid-19. Pada Kamis (23/4), Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos. SH. M.han., bersama Forkopimda Kabupaten Lombok Tengah melaksanakan panen raya bersama di lahan seluas 4 hektare milik H. Agus Nirmala di Dusun Antik, Desa Gapura Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.
Danrem 162/WB menyampaikan di beberapa tempat di wilayah NTB sudah melaksanakan panen raya dan hari ini di desa Gapura Pujut juga melaksanakan panen raya, hal ini menunjukkan bahwa cadangan pangan NTB selama pandemi Covid-19 tercukupi. Dengan demikian masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan, karena pemerintah dalam hal ini selalu hadir untuk mengawal, mengamankan kesedian cadangan pangan selama Pandemi Covid-19.
“Kabupaten Lombok Tengah sudah surplus 60.000 sampai 66.000 ton. Jadi tahun 2020 ini stok beras di Lombok Tengah surplus 66.000 ton, untuk itu masyarakat Lombok Tengah dan NTB pada umumnya tidak perlu ragu, cemas, takut atau khawatir akan ketersediaan logistik atau beras,” ujarnya.
Danrem mengaku bangga di NTB, baik Pulau Sumbawa maupun Pulau Lombok, khususnya di Lombok Tengah ini merupakan lumbung padi NTB dan salah satunya Lombok Timur. Diharapkan dengan musim tanam kedua akan berlipat ganda sehingga bisa mencapai 120.000 ton dengan harapan bisa menjadi cadangan di tahun 2021.
Hal ini sebagai langkah antisipasi serta memberikan keyakinan kepada publik baik lokal maupun nasional bahwa NTB kaitan dengan stok beras maupun pangan aman dan terkendali.
Lebih lanjut orang nomor satu di jajaran Korem 162 ini menyampaikan, terkait dampak lain, seperti TKI maupun masyarakat pekerja, pengusaha agar dapat dilibatkan dalam kegiatan proses pertanian, baik pada saat musim tanam maupun pada saat musim panen sehingga dapat membantu memberikan solusi dari dampak, sosial ekonomi baik yang ada di Lombok Tengah, maupun daerah lain di NTB, dengan harapan dapat membantu menyerap tenaga kerja di bidang pertanian.
“Hal ini akan sangat membantu, namun tetap berpedoman pada Protap atau SOP selama masa pandemi Covid-19 sesuai dengan apa yang telah diatur pemeritah bahkan dunia internasional agar kita tetap selalu aman dari penyebaran covid-19,” tuturnya.
Bupati Lombok Tengah, HM Suhaili FT mengungkapkan, hasil panen musim tanam pertama jika dikurangi dengan kebutuhan masyarakat dari jumlah penduduk kita selama satu tahun sudah surplus, termasuk kesediaan sembako masih dapat terpenuhi,walau ada jenis sembako lain yang harus didatangkan dari tempat lain.
“Dengan adanya tanam kedua, harapan kita semoga hasil panen kedua nantinya, akan lebih masksimal sehingga kita dapat mensuplai ke daerah-daerah lain yang juga masih membutuhkan,” ucap Suhaili.