Mekah, Gatra.com – Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz berharap warga negara dan seluruh umat Muslim dunia mendapatkan keberkahan di bulan suci ini, setelah pada Kamis malam diumumkan awal mulainya bulan Ramadhan, setelah terlihat penampakan hilal, sebagaimana dikutip Saudi Press Agency (SPA), Jumat (24/4).
“Kami memasuki bulan Ramadhan tahun ini ketika hidup dalam keadaan luar biasa, yang telah memengaruhi seluruh umat manusia, dan ini merupakan tahap kritis dan sensitif dalam sejarah dunia karena wabah baru coronavirus. Ini terlepas dari langkah-langkah yang diambil oleh organisasi kemanusiaan dan negara-negara dunia untuk mencegah penyebarannya,” kata Raja Salman.
Raja Salman juga menyatakan kesedihannya karena umat Islam tidak akan dapat berdoa secara sempurna di dalam masjid karena pembatasan yang diberlakukan di beberapa negara guna menekan penyebaran virus.
"Saya sedih bahwa bulan suci tiba di tengah keadaan yang membuat kami tidak dapat melakukan sholat berjamaah dan Tarawih bersama di masjid karena pencegahan untuk melindungi kehidupan dan kesehatan masyarakat memerangi pandemi virus corona," katanya.
Arab Saudi sejauh ini melaporkan 13.930 kasus dikonfirmasi virus corona dan 121 kematian.
Sebelumnya, Raja Saudi menyetujui pelaksanaan Tarawih di Dua Masjid Suci dalam keadaan terbatas hanya diikuti oleh jamaah internal atau pengurus masjid saja.
Presiden Jenderal otoritas Masjidil Haran, Sheikh Dr. Abdulrahman bin Abdulaziz Al-Sudais, telah mengumumkan pada hari Selasa bahwa pelaksanaan doa bersama dan tarawih berjamaah akan dilakukan di Dua Masjid Suci, namun hanya terbatas pada karyawan dan pekerja otoritas, dan akan disingkat menjadi 10 rakaat saja.
Juru bicara Masjidil Haram, Hani bin Hosni Haider mengatakan Presidensi Umum untuk Urusan Kedua Masjid Suci menyiapkan rencana komprehensif dalam penerapan tindakan pencegahan kehati-hatian penyebaran virus corona selama bulan suci Ramadhan di Mekah dan Madinah.
Rencana tersebut termasuk penangguhan kemungkinan jamaah memasuki Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, namun meningkatkan proses sterilisasi dan pengujian termal setiap pekerja yang masuk di dalam masjid.
Menurutnya langkah-langkah pencegahan kesehatan terus dilakukan tanpa kegiatan doa bersama atau itikaf di dalam Dua Masjid Suci.
Kehadiran karyawan yang berada di dalam Dua Masjid Suci tersebut terus dibatasi khusus hanya untuk pekerja yang benar-benar dibutuhkan, dengan memprioritaskan langkah-langkah pencegahan.