London, Gatra.com - Kementerian Kesehatan Inggris pada hari Kamis mengatakan tambahan korban meninggal setelah dinyatakan positif terjangkit virus corona, ada tambahan 616 lebih pasien di rumah sakit, sehingga menjadikan angka kematian resmi di negara itu sebanyak 18.738.
Angka tersebut, tercatat untuk periode 24 jam terakhir hingga 1600 GMT pada hari Rabu, yang lebih rendah dari 759 di hari sebelumnya, setelah pemerintah mengklaim virus mencapai puncaknya dan munculnya perdebatan perlunya memperlonggar penguncian wilayah.
Inggris tetap menjadi salah satu negara yang paling parah dilanda wabah dan meski memberlakukan aturan jarak sosial yang ketat selama sebulan ini.
Dikutip AFP, Kamis (24/4) Universitas Oxford dilaporkan memulai uji coba vaksin virus Corona terhadap manusia yang dimulai hari Kamis. Tujuannya jika berhasil maka vaksin bisa digunakan sepanjang sisa tahun ini.
Kepala petugas medis Inggris, Chris Whitty pada hari Rabu memperingatkan bahwa sejumlah langkah sulit dapat saja terjadi di sisa tahun ini vaksin tidak segera ditemukan.
Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon pada hari Kamis mengatakan bahwa pembatasan dapat saja dicabut secara bertahap di bagian utara perbatasan dengan Inggris, meski tidak mengesampingkan masih perlu penguncian di sejumlah wilayah.
Pemerintah Inggris di London mendapat kritikan akibat telat menangani wabah dan lamban mengatur pembatasan sebelum dilakukan pengujian secara meluas.
Ada juga kekhawatiran bahwa kasus-kasus yang dikonfirmasi positif virus selama ini hanya mencakup mereka yang menjalani tes di rumah sakit, padahal sebenarnya jumlah terinfeksi virus bisa jauh lebih banyak.
Selama ini, hanya rumah-rumah perawatan khusus yang menjadi pilihan dilakukannya tes.
Pejabat kesehatan juga saat ini menghadapi persoalan ketika muncul pertanyaan mengenai ketersediaan pasokan peralatan alat pelindung diri dan kondisi pekerja kesehatan yang menjadi garis terdepan menangani pasien penyakit COVID-19.