Semarang, Gatra.com – Setiap awal bulan Ramadan salah satu acara yang ditunggu-tunggu di Kota Semarang adalah Dugderan.
Tradisi ini biasanya diawali dengan arak-arakan oleh berbagai lapisan masyarakat dengan hiasan-hiasan menarik. Yang tak ketinggalan adalah mengarak Warak Ngendog yang menjadi salah satu ikon Kota Semarang. Arak – arakan akan dipimpin oleh Raden Mas Tumenggung Aryo Purbodiningrat (Walikota Semarang) dari Balai Kota menuju ke Masjid Agung Semarang.
Masyarakat dengan penuh kegembiraan, berjajar disepanjang jalan Pemuda sampai ke Masjid Agung Semarang di kawasan pasar Johar.
Di Masjid yang lebih dikenal dengan sebutan masjid Kauman, Wali Kota akan melakukan pukulan bedug 17 kali, simbol rekaat salat bagi umat Islam, kemudian suara meriam 5 kali, simbol 5 rukun Islam, setelah ini diumumkan mulai besok sudah memasuki bulan suci Ramadan.
Namun, gara-gara negara ini dilanda pandemi Coronavirus, kegembiraan itupun tak ada. Semangat menyambut datangnya bulan suci Ramadan sirna bersama makin merebaknya Corona.
Dugderan untuk menyambut datangnya bulan Suci Ramadan yang jatuh pada Jumat (24/4) tahun ini pun digelar sangat sederhana, tanpa melibatkan masyarakat. Tak ada arak-arak, tak ada keceriaan anak-anak berebut manggar.
Prosesi hanya dihadiri oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Wakil Wali Kota Hevarita Gunaryanti Rahayu, Sekda Kota Semarang, dan an pengurus Masjid Kauman. Gelegar suara meriam pun tak ada. Berlangsung sederhana, prosesi Dugderan hanya ditandai dengan pemulukan bedug oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
Dengan menggunakan masker, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut menegaskan jika pelaksanaa tradisi Dugderan saat ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan sejumlah protokol kesehatan.
“Hal itu dilakukan untuk menjaga seluruh masyarakat terhindar dari penularan virus COVID-19. Jadi prosesi tetap dilaksanakan namun terbatas, “ kata Hendi ini usai pelaksanaan tradisi dugderan di Majid Kauman Semarang, Kamis (23/4).
Takmir Masjid Kauman, KH. Hanief Ismail Lc, mengatakan, selama ramadan Majid Agung Kota Semarang tidak menggelar Salat Tarawih berjamaah. Dimana sebelumnya juga Masjid Agung Semarang telah mengambil kebijakan untuk tidak menyelenggarakan Shalat Jumat sejak 27 Maret 2020 lalu.