Palembang, Gatra.com - Kebutuhan cairan etanol yang meningkat di tengah wabah Covid 19 menjadi alasan bagi mahasiswa Institute Pertanian Bogor (IPB) ini dengan mengembangkan prototipe mesin. Mahasiswa doktoral Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSL) ini nantinya berharap mesin yang dibuat mampu memproduksi cairan etanol yang menjadi bahan baku disinfektan.
Salah satu inisiatornya, Irkhamiawan Ma'ruf mengatakan kebutuhan cairan disinfektan terus mengalami peningkatan sejalan dengan upaya pencegahan penyebaran virus covid 19. Dengan kebutuhan yang terus meningkat, baik bagi kebutuhan rumah sakit, kalangan industri, rumah tangga dan juga sebagai bahan pembuatan hand sanitizer, cairan etanol sangat dibutuhkan.
"Karena itu, kami kembangkan prototipen mesin guna memproduksinya. Teknologi yang digunakan sebenarnya sederhana dan sudah tersedia, kami tinggal sesuaikan dengan penggunaan bahan baku dan kapasitasnya. Kapasitas yang tengah kami rancang ini bisa disesuaikan antara 100 - 1.000 liter/hari," ujar Dosen Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang ini.
Dengan kapasitas yang bisa disesuaikan, maka mesin produksi etanol juga bisa dipergunakan di kalangan badan usaha tingkat desa, atau skala kecil lainnya. "Apalagi bahan baku yang akan kami gunakan dalam pembuatan etanol ini adalah molase (limbah dari pabrik tebu) dan limbah kelapa sawit. Ini juga merespon penurunan pendapatan petani akibat buah dari petani plasma yang tidak tertampung di pabrik, akibat menurunnya volume konsumsi dan ekspor.
Inisiator lainnya Johanis Pangala menambahkan, dibutuhkan biaya kurang dari Rp100 juta menciptakan mesin berkapasitas produksi etanol 1.000 liter/hari. Dengan mesin ini, juga mampu menekan biaya operasional produksi hingga kurang dari Rp10.000 per liter.
"Nantinya, harga jual bisa sangat kompetitif. Jika harga etanol di pasaran sekarang sekitar Rp40-50 ribu (dalam kondisi langka), maka produksi mesin ini bisa lebih hemat," ujarnya.
Dengan memproduksi mesin ini juga menjadi bagian dari gerakan pencegahan penyebaran virus covid 19. "Kami berharap, nantinya ada kerjasama dari para pihak untuk menampung produksi cairan etanol ini sehingga bisa juga dipergunakan bagi sarana kesehatan di Sumsel, atau dijual di pasaran. Hitungan bisnis secara terperinci tengah dipersiapkan sembari menunggu prototipe yang terus disempurnakan," pungkasnya.