Kupang, Gatra.Com - Seluruh penumpang pesawat asal Negara Timor Leste yang masuk melalui Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Barat (NTT), harus dijemput langsung oleh Konsulat Jenderal Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) di Bandara.
"Kami sudah melakukan pertemuan dengan pihak Konsulat Timor Leste. Ini agar semua penumpang yang berkewarganegaraan Timor Leste, jika turun di Bandara, dijemput langsung pihak Konsulat, agar mudah dikoordinasi medis dan karantina," kata Kepala Dinas Perhubungan NTT, Isyak Nuka, Kamis (23/4).
Kebijakan ini, lanjut Isyak, diambil agar pergerakan warga Timor Leste yang masuk melalui Bandara El Tari, Kupang, lebih mudah diawasi. Karena belajar dari pengalaman, pekan lalu ada 7 mahasiwa dari zona merah, Jakarta dan Bali mendarat di Kupang.
Mereka sempat bermalam dan mengunjungi sejumlah mal. Kemudian, menggunakan mobil rental ke Atambua. Di sana bermalam, baru setelah itu ke Timor Leste.
“Ini membuat kami, Tim Gugus Tugas Covid -19 ini pusing. Harus melacak dengan siapa mereka kontak dan komunikasi. Sampai sekarang kami belum menemukan. Kecuali dua sopir mobil rental yang mengantar, saat ini dikarantina,” ujar Isyak yang juga Koodinator Bidang Area dan Transportasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTT ini.
Selain dengan Konsulat Timor Leste, pihaknya sudah sepakat dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan juga Angkasa Pura I Bandara El Tari Kupang.
"Kesepakatan kami, pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan juga Angkasa Pura I Bandara El Tari Kupang akan mengontrol penumpang pesawat asal Timor Leste di Bandara sampai dijemput langsung oleh Konjen RDTL,” tegas Isyak.
Dengan demikian, Isyak mengharapkan semua pergerakan warga Timor Leste mulai dari turun pesawat hingga sampai di pintu perbatasan dapat diawasi.
“Dengan adanya kebijakan ini, Pemerintah NTT tidak lagi mengalami kesulitan untuk melacak perjalanan setiap warga Timor Leste seperti yang terjadi pekan lalu,” ujarnya.