Jakarta, Gatra.com- Semakin sering mencuci hijab dan pakaian, akan membuat serat-serat kain menjadi lebih mudah rusak. Terutama jika tidak dilengkapi dengan pelembut pakaian tepat untuk menguatkannya.
Dalam kondisi pandemi Covid-19, pemakaian baju dan hijab memang menjadi lebih sering boros untuk berganti-ganti. Otomatis pakaian pun semakin sering dicuci. Tujuannya untuk memperkecil penularan pada droplet yang menempel di kain.
Nah agar pakaian dan hijab kita awet dan tidak bau apek, Marketing Manager Fabric Conditioner WINGS Group, Meliana Widodo mengatakan perlu teknologi fresh guard formula yang mampu menembus sampai serat kain paling rapat dan menjaga wangi tersimpan di serat kain.
“Sehingga hijab dan pakaian terawat dengan baik, wangi mewah dan segar sepanjang hari, serta tidak bau apek,” ucap Meliana saat meluncurkan varian baru Royale Parfum Series by SoKlin Hijab Black Velvet seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/4)
Konsultan desain dan produksi Elzatta Hijab, Ina Binandari menambahkan, pemilihan bahan untuk hijab dan pakaian menjadi hal yang sangat penting. “Kenyamanan itu nomor satu, maka pilihlah bahan yang lembut di kulit atau orang bilangnya ‘adem’ serta tidak tebal,” ungkapnya.
Sebab menurut dia, berpakaian tidak hanya untuk menunjang penampilan saja, tapi juga perlu memperhatikan kenyamanan. Ina pun menyarankan untuk memilih material kain dengan campuran poliester.
“Karakteristik poliester itu tidak mudah kusut, warna lebih awet, dan kalau dicuci bisa lekas kering. Untuk hijab dan pakaian yang menggunakan campuran poliester sangat cepat kering selesai dicuci, bahkan tidak perlu disetrika karena tidak kusut," ungkap Ina.
Ia juga menekankan pentingnya mengetahui teknik perawatan kain yang tepat. Perawatan kain dimulai dari mencuci, mengeringkan, serta menyetrika, sampai menyimpan.