Medan, Gatra.com – Perhimpunan Suluh Muda Indonesia (SMI) menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak langsung akibat wabah virus corona di Medan, Sumatera Utara (Sumut). Bantuan yang disalurkan diharapkan dapat mengurangi beban masyarakat.
Direktur Eksekutif Suluh Muda Indonesia (SMI), Kristian Redison Simarmata mengatakan bahwa masyarakat kelas ekonomi bahwa seperti buruh dan tenaga kerja harian merupakan objek penderita atas sejumlah kebijakan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Baca Juga: Positif Corona Bertambah, 10 Kecamatan di Medan Zona Merah
Untuk itu, SMI terpanggil memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak atas kebijakan tersebut. Seperti masyarakat yang bekerja disektor informal, berpenghasilan rendah, pekerja ojek online, buruh harian dan karyawan caffe yang dirumahkan, dan Pedagang Kaki lima.
Kristian Redison Simarmata mengatakan bahwa bantuan yang disalurkan berupa kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula serta beberapa kebutuhan lainnya termasuk masker.
Baca Juga: Wilmar Nabati Bantu Pemko Medan Tangani Corona
“Penerima bantuan kita identifikasi melalui pendataan yang detail, seperti pekerjaan, penghasilan, penyebab aktivitas ekonomi terhenti atau berkurang jauh dan apakah bagian dari penerima bantuan dari pemerintah,” jelasnya.
Tujuannya agar penerima bantuan adalah masyarakat yang benar – benar membutuhkan dan belum tersentuh bantuan yang lainnya. Hasil identifikasi menunjukkan kesulitan ekonomi dialami pekerja lepas dan sektor informal.
Baca Juga: Omnibus Law Cipta Kerja Solusi Pembangunan Indonesia
Mereka mengalami penurunan pendapatan akibat himbauan pembatasan sosial dan fisik. “Karena berdampak langsung dengan kehilangan pekerjaan dan sumber nafkah sebelum ada bencana Covid 19,” jelasnya.
Selain memberikan bantuan, SMI juga memanfaatkan gerakan tersebut sebagai ruang sosialisasi pencegahan virus corona secara swadaya, seperti membuat cairan antiseptik dan masker mandiri.
Baca Juga: RUU Cipta Kerja Banyak Berbenturan Dengan UUD45
“Karena mayoritas masyarakat miskin tidak punya akses untuk memeriksakan diri ke rumah sakit, hidup higienis bahkan melakukan social distancing, dan jauh dari hand sanitizer dan masker,” ujarnya.