Dalam dua bulan pertama pandemi, total uang yang hilang dari 100 miliarder paling kaya di dunia mencapai US$408 miliar. Namun, ada orang-orang yang menikmati keberuntungan dan kejayaan di masa sulit ini.
Ketika pandemi COVID-19 meremukkan pundi-pundi kekayaan banyak orang, sejumlah miliarder mendapat durian runtuh. Satu di antaranya, Eric Yuan Zheng, 49 tahun, pendiri dan CEO Zoom Technologies, Inc.
Aplikasi konferensi video Zoom yang dikembangkan perusahaannya meroket. Hampir semua orang menginstal aplikasi ini. Dibandingkan Desember 2019, pengguna aplikasi ini tumbuh secara eksponensial sampai 1.900%. Memiliki lebih dari 30.000 klien korporat, termasuk Samsung, Uber, Walmart, dan Capital One.
Pertumbuhan itu membuat kekayaan Eric bertambah. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, pundi-pundi hartanya bertambah hingga US$4 miliar (Rp62,6 triliun). Total kekayaannyan sekarang US$7,75 miliar (121,3 triliun) atau naik 112%.
Eric menjadi segelintir pemimpin perusahaan teknologi Amerika Serikat yang punya darah Cina. Pria kelahiran Shandong ini, membangun Zoom sejak sembilan tahun lalu. Sebelum mendirikan Zoom, Eric merupakan wakil presiden di perusahaan peralatan telekomunikasi Cisco Systems. Ia kemudian bekerja untuk perusahaan konferensi video lain, bernama WebEx yang diakuisisi oleh Cisco pada 2007.
Eric masuk daftar elite miliarder setelah IPO (Initial Public Offering) Zoom pada April 2019. Perusahaan ini sekarang bernilai US$35 miliar (Rp548 triliun) seperti yang dirilis The Financial Times. Insinyur alumni Shandong University of Science and Technology ini, kini berada di peringkat 192 dalam daftar 500 orang terkaya di dunia versi Bloomberg. Sebelum 2020, ia bahkan tidak ada dalam daftar.
Jeff Bezos, orang paling kaya sejagat, kekayaan pribadinya juga bertambah selama pandemi. Dalam empat bulan terakhir, kekayaannya tumbuh US$23,6 miliar (Rp369,5 triliun). Hartanya naik 20% menjadi US$138 miliar (Rp2.160,5 triliun) pada April ini. Menurut Bloomberg Billionaires Index, Bezos adalah salah satu dari sedikit miliarder yang kekayaan bersihnya meningkat sejak awal 2020.
Perusahaannya, Amazon, mengalami peningkatan besar karena publik lebih banyak belanja daring ketika harus tetap tinggal di rumah. Harga saham Amazon menyentuh titik tertinggi sepanjang masa pada Selasa pekan lalu. Saham ditutup pada US$2.283,32 dan mengangkat kapitalisasi pasar menjadi US$1,14 triliun.
Selain Bezos, mantan istrinya, MacKenzie, juga memperoleh peningkatan dalam jumlah kekayaan. MacKenzie telah mendapatkan 4% saham Amazon sebagai bagian dari penyelesaian perceraian keduanya tahun lalu.
Kekayaan bersih MacKenzie naik US$8,2 miliar (Rp128 triilun) menjadi US$45,3 miliar (Rp709 triliun). MacKenzie kini menjadi orang terkaya nomor 18, di atas Mukesh Ambani, orang terkaya India, dan Carlos Slim dari Meksiko.
***
Orang paling kaya di Singapura, Li Xiting, menikmati durian runtuh dari tingginya permintaan ventilator. Perusahaan yang dibangun bersama dua saudaranya, Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics Co., sahamnnya meningkat 40%. Li Xiting merupakan satu dari tiga pendiri perusahaan yang makin kaya dengan tambahan US$3,5 miliar (Rp54,7 triliun). Total harta warga negara Singapura ini mencapai US$12,5 miliar (Rp195,6 triliun) berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index.
Kebutuhan ventilator memang sangat tinggi. Rumah sakit memburu semua vendor yang mungkin menyediakan alat bantu napas ini. Mindray menghasilkan 3.000 ventilator dalam sebulan. Perusahaan yang memiliki 17 anak perusahaan di Cina dan beroperasi di 30 negara ini, membuat sistem pemantauan kesehatan, ventilator, defibrilator, mesin anestesi, dan sistem infus.
Jaringan toserba yang dikelola Sheng Siong Group, perusahaan milik keluarga Lim, mencatat rekor baru pada Rabu, 15 April 2020. Harga saham naik 30% sejak 19 Maret lalu. Saat Singapura memberlakukan karantina, toserba menjadi pilihan utama keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Pendiri perusahaan, Lim Hock Chee, dan istrinya, membangun perusahaan ini selama lebih dari 35 tahun. Pedagang daging babi beku itu kini mengoperasikan 61 toserba di Singapura. Kekayaan Lim bersaudara yang menguasai 57% saham Sheng Siong Group, melonjak menjadi US$1,1 miliar (Rp17,2 triliun) menurut Bloomberg Billionaires Index.
Keberuntungan mereka tidak menular pada miliarder lain. Dalam dua bulan pertama pandemi, total uang yang hilang dari 100 miliarder paling kaya di dunia mencapai US$408 miliar (Rp6.387,4 triliun). Angka itu dihitung berdasarkan data pasar pada 31 Maret 2020 yang dibandingkan dengan angka-angka dalam Hurun Global Rich List 2020, pada 31 Januari.
Sepanjang Februari dan Maret, pasar saham utama ikut meriang karena COVID-19. Dow Jones turun 21%, demikian pula pasar saham di India, Prancis, Jerman, dan AS turun 25%. Satu-satunya pasar utama yang berada di wilayah positif, yaitu Cina yang naik 0,2% selama periode dua bulan, sebagaimana dimuat dalam laporan Hurun Wealth Impact Two Months After COVID-19.
"Dua bulan terakhir telah menghapus semua kekayaan yang dibuat dalam dua setengah tahun terakhir," kata Rupert Hoogewerf, Chairman dan Kepala Riset Hurun Institute.
Ada 2.816 miliarder yang dikenal di dunia, sebagaimana dicatat dalam Hurun Global Rich List per 31 Januari. Pada April ini, jumlahnya turun 20% menjadi 2.253 orang.
Rosyid
Lima Miliarder yang Melorot Kekayaannya karena Pandemi COVID-19
1. Mukesh Ambani kehilangan US$19,3 miliar (Rp302 triliun). Bisnis petrokimia yang menjadi tulang punggung pemasukannya memang sedang terpuruk. Perang minyak Arab Saudi-Rusia plus pandemi, menekan pendapatannya. Pengusaha telekomunikasi dan real estate ini, meraup keuntungan US$15 miliar (Rp234 trilun) tahun lalu. Saat ini, total hartanya US$39,3 miliar (Rp615,3 triliun).
2. Carlos Slim harus merelakan US$19,8 miliar (Rp310 trilun) miliknya menguap. Pemilik America Movil, operator telepon seluler terbesar di Amerika Latin ini, kehilangan sekitar 33% kekayaan. Hartanya kini tersisa US$40,4 miliar (Rp632,5 triliun).
3. Warren Buffett, orang terkaya keempat di dunia, sudah kehilangan US$19,9 miliar (Rp311,5 triliun) sejak awal tahun. Padahal, tahun lalu ia hanya bisa menambah US$6 miliar (Rp94 triliun). Total kekayaan bersih kakek berusia 89 tahun ini, mencapai US$69,4 miliar (Rp1.086,5 triliun).
4. Amancio Ortega, pemilik toko ritel pakaian terbesar di dunia, telah kehilangan US$24 miliar (Rp375,7) selama pandemi ini. Perusahaannya, Inditex, mengoperasikan lebih dari 7.400 toko di seluruh dunia, yang sebagian besar terpaksa tutup karena anjuran untuk tetap tinggal di rumah. Dibandingkan tahun lalu, kekayaan Ortega turun 32%. Saat ini, kekayaan bersihnya mencapai US$51,4 miliar (Rp804,7 triliun).
5. Bernard Arnault, pengendali LVMH Moët Hennessy-Louis Vuitton, perusahaan barang mewah terbesar di dunia, kehilangan US$33,5 miliar (Rp524,5 triliun) kekayaan bersihnya sejak awal tahun. Pemegang saham terbesar Christian Dior ini, kehilangan sekitar 30% dari kekayaannya. Tahun lalu, ia menjadi orang terkaya di dunia. dengan peningkatan kekayaan US$38 miliar (Rp595 trilun) tahun lalu. Kini, kekayaannya US$71,7 miliar (Rp1.122,5 triliun).