Solo, Gatra.com - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo meminta daerah lain di sekitar untuk menambah kapasitas di rumah sakitnya. Pasalnya kapasitas RS di Solo hanya terbatas.
Kepala DKK Solo Siti Wahyuningsih mengatakan penguatan RS di daerah perlu dilakukan sebelum mereka dirujuk ke Solo.
"Ya memang daerah juga harus menambah kapasitas. Solo ini rumah sakitnya sudah dipakai semua. Dua tidak dipakai karena memang satunya RS Mata dan satu lagi RS Gigi dan Mulut," ucapnya Selasa (21/4).
Rinciannya, RS lini pertama yakni RSUD dr Moewardi. RS lini kedua yakni RS Kasih Ibu, RS dr Oen Kandangsapi, RS PKU Muhammadiyah, RST Slamet Riyadi, dan RSUD Surakarta. “SK Gubernur terbaru memasukkan RS Jiwa Daerah (RSJD) menjadi rujukan lini kedua. Tapi, masih saya cek kesiapannya lagi,” katanya.
DKK Solo juga telah menambah jumlah RS lini ketiga. Sebelumnya hanya ada lima RS lini ketiga yang ditunjuk oleh Pemkot Solo. Diantaranya RS Koestati, RS Brayat Minulyo, RS Panti Waluyo, RS JIH Solo, dan RS Hermina. Kemudian ada tiga lagi RS yang ditunjuk untuk penanganan Covid-19 di Solo.
"RSUD Bung Karno, RS Tri Harsi, dan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Solo atau RS Paru Jajar," ucapnya.
Untuk itu pihaknya meminta agar RS yang ada di daerah bisa menambah kapasitasnya.
"Kalau daerah tidak menambah kapasitas, maka berapapun yang kami sediakan pasti akan kurang," ucapnya.
Kapasitas RS ini juga terkait dengan ketersediaan alat pelindung diri (APD). Sebab semakin banyak RS menerima pasien maka kebutuhan APD juga semakin tinggi.
"Tiap hari kan kebutuhan untuk setiap pasien positif sampai 30 APD. Ini juga tergantung dengan level kesehatan pasien," ucapnya.
Sementara itu Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo Ahyani mempersilahkan RS untuk meminta APD ke Pemkot Solo. "Sejauh ini APD bantuan dari masyarakat kami teruskan ke rumah sakit. Begitu pula dengan pengadaan dari Pemkot," ucapnya.