Karanganyar, Gatra.com - Pemakaian masker untuk melindungi diri dari terpapar virus corona kurang diakrabi anak-anak di Dusun Titang Desa Pandeyan, Tasikmadu, Karanganyar. Ini tak lepas dari minimnya kepedulian orangtuanya.
Pantauan Gatra.com di Masjid Al Islam dusun tersebut, puluhan anak-anak itu berkumpul di pelataran untuk menanti donasi masker dari relawan, Senin (20/4). Mereka adalah peserta didik di taman baca alquran (TPA) masjid. Tak satupun anak-anak itu mengenakan masker. Mereka bermain dan bercengkrama antarsesama seakan tanpa kekhawatiran.
"Ada 47 anak TPA di masjid ini. Saya sangat prihatin anak-anak tak mengenakan masker. Bahkan mereka tidak tahu cara pakainya," kata Takmir Masjid Al Islam Dusun Titang, Maryanto kepada Gatra.com, Senin sore (20/4).
Ia menyebut para orangtua kurang kesadaran melindungi anak-anaknya dari penularan covid-19. Anak-anaknya juga terkesan bebas bermain di luar rumah meski bahaya mengancam.
Dirinya pun sudah menyetujui permintaan pemerintah desa untuk menghentikan sementara kegiatan TPA selama corona mewabah. Selanjutnya, ia meminta kalangan dermawan memberi bantuan masker ke anak-anak tersebut.
Komandan Gerakan Aspirasi Muda Lawu (Gardal) Ananda Novel menyambut baik permintaan takmir Masjid Al Islam. Kebetulan, ia bersama relawan memproduksi massal masker khusus anak-anak.
"Kami membagikan 100 lembar masker khusus anak, paket makanan kecil dan telur bebek serta telur ayam mentah. Harapannya, menambah protein anak-anak ini," kata Novel.
Di sela pembagian, ia mengedukasi pentingnya memakai masker untuk melindungi saluran pernafasan dari terpapar virus corona. Anak-anak juga disarankan belajar di rumah tanpa mengabaikan olahraga dan menjaga kebersihan.
Novel menyadari tingkat kepatuhan memakai masker bagi kalangan usia dini sangat kurang. Bukannya tidak mau mengenakannya, tapi kebanyakan masker yang dibagikan gratis berukuran dewasa sehingga tidak nyaman dipakai anak-anak.
"Di lokasi rawan penularan seperti pasar dan pusat perbelanjaan terlihat anak-anak diajak orangtuanya bekerja. Anak-anak itu tidak mengenakan masker. Ini sangat ironis sekali," katanya.
Terkait produksi massal masker anak, ia memiliki dua desain. Yakni usia SD dan prasekolah.
"Untuk membuat desain anak, banyak bahan bersisa. Tapi itu enggak masalah. Yang penting anak-anak juga terlindungi dengan mengenakan masker," katanya.