New Delhi, Gatra.com - India mencatat lonjakan terbesar sepanjang satu hari dalam kasus virus corona pada hari Senin, di saat pemerintah mengurangi salah satu pembatasan yang memungkinkan beberapa kegiatan industri manufaktur dan pertanian dapat kembali beroperasi.
Dikutip The Associated Press, Senin (20/4) terjadi lonjakan tambahan sebanyak 1.553 kasus yang dilaporkan selama 24 jam. Itu meningkatkan total secara nasional melewati 17.000. Setidaknya ada 543 orang telah meninggal karena COVID-19. Kalangan ahli epidemiologi memperkirakan puncaknya mungkin tidak akan tercapai sebelum Juni.
Sebelumnya, perintah di India memberlakukan pembatasan sejak 24 Maret dengan menghentikan semua layanan masyarakat. Pembatasan itu mengakibatkan terjadinya eksodus pekerja migran dan orang-orang yang selama ini bertahan hidup dengan gaji harian di kota-kota India, yang beralih menuju desa-desa di daerah.
Pihak berwenang melakukan penjemputan bagi wisatawan dengan armada bus, mengkarantina mereka dengan ditempatkan di sekolah-sekolah yang kosong atau gedung-gedung publik lainnya selama 14 hari.
Sejak Senin, sejumlah kegiatan industri dan pertanian secara terbatas mulai diizinkan dengan mematuhi aturan dan syarat yang telah ditetapkan pemerintah setempat. Para pekerja migran juga diizinkan untuk melakukan perjalanan melintas negara bagian misalnya ke pabrik, pertanian, dan tempat kerja lainnya.
"Jika para migran ingin kembali ke tempat kerja mereka di negara bagian tempat mereka berada saat ini, maka mereka akan diperiksa dan jika tidak menunjukkan gejala akan diangkut ke tempat kerja masing-masing," kata kementerian dalam negeri India dalam surat yang ditujukan kepada pemerintah negara bagian.
Namun, survei pemerintah di negara bagian India tengah, Maharashtra, justru menunjukkan daerah yang paling parah terinfeksi virus. Beberapa perusahaan disarankan untuk mematuhi syarat jika ingin kembali memulai kegiatannya. Mereka diharuskan untuk melindungi para pekerjanya sebagai langkah pencegahan virus.
Adapun pencabutan jam malam secara parsial kemungkinan akan dimulai lagi, terutama bagi pekerja pabrik batubara dan kilang minyak, pakan ternak dan agroindustri, dan manufaktur padat karya lainnya, meski sebagian negara masih menerapkan lockdown.
Sedangkan di wilayah udara India masih tetap akan ditutup untuk jalur lalu lintas komersial, penggunaan kereta, bus dan metro masih dihentikan. Transaksi e-commerce tetap dibatasi hanya untuk makanan dan kebutuhan pokok lainnya. Adapun sekolah, stadion dan rumah ibadah masih tetap ditutup hingga 3 Mei.
India juga terus meningkatkan pengujian obat terhadap pasien, membangun persediaan ventilator dan peralatan pelindung (APD) dan menyiapkan bangsal isolasi darurat dan rumah sakit khusus COVID-19.
Di Mumbai, ibukota Maharashtra yang dikenal merupakan daerah kumuh terbesar di Asia, oleh pemerintah kota akan membagikan pil hidroksiklorokuin kepada ribuan penghuni daerah kumuh selama 14 hari, untuk mengukur apakah obat itu dapat membantu memperlambat penyebaran penyakit atau tidak.
Namun belum jelas berapa banyak orang yang akan dikutsertakan dalam proyek percobaan tersebut, termasuk kapan akan dimulai.