Palembang, Gatra.com – Ramadan merupakan bulan suci yang ditunggu-tunggu umat muslim di seluruh dunia. Karena itu, diperlukan strategi khusus agar dapat tetap menjalankan Ramadan meski ditengah wabah Virus Corona atau COVID-19.
Salah satu dokter ahli mikrobiologi klinik, Prof Dr dr Yuwono M Biomed pun memberikan strategi agar pelaksanaan Ramadan dapat berjalan dengan khusyu dan diterima meski ditengah wabah COVID-19.
Yuwono mengatakan disatu sisi pihaknya prihatin dengan meningkatnya jumlah orang positif COVID-19. Namun, disatu sisi tidak perlu risau dengan data harian yang terus bertambah, terutama di Sumsel. Pasalnya, 90 persen lebih yang positif ini merupakan orang sehat atau biasa disebut sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG). Selain itu, pasien yang sembuh atau negatif juga lebih banyak dibandingkan pasien yang meninggal dunia. “Jadi tidak perlu kepo, cari data yang diperlukan saja. Karena, semua orang juga sudah tahu tentang COVID-19 ini,” katanya, Senin (20/4).
Ia menjelaskan, secara ilmiah Pandemi COVID-19 ini akan usai ditentukan oleh 10 persen layanan rumah sakit, 20 persen sanitasi atau kebersihan lingkungan, 20 persen imunitas bawaan setiap orang dan 50 persen oleh prilaku manusia itu sendiri. Karena itu, sedapat mungkin tidak perlu ke rumah sakit dan mengeluh atas keterbatasan peran pemerintah atau bantuan orang lain. Fokuslah kepada imunitas diri, sikap dan prilaku hidup sehat.
Direktur Utama Rumah Sakit PT Pusri ini juga menambahkan masyarakat juga harus bersikap tenang, berpikiran positif, jaga kekompakan dan tetap aktif bergerak, dan berkarya dengan protokol menjaga jarak.
Selain itu, menjaga etika dalam batuk, bersih. Dan, saat keluar rumah harus menggunakan masker. Jika semua ini telah dijalankan, kemudian ditambah dengan doa ditengah Ramadan, semoga pandemi COVID-19 ini dapat segera berakhir. “Sabar dan terus berdoa. Sambut Ramadan ini dengan gembira dan makin khusyu meski di tengah pandemi ini,” tutupnya.