Semarang, Gatra.com - Pemerintah Kota Semarang sampai saat ini belum memastikan apakah akan mengusulkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) atau tidak, meski Ibukota Jawa Tengah ini sudah masuk zona merah Covid-19.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, untuk menerapkan PSBB perlu berbagai kajian mendalam termasuk terkait dangan dampak ekonomi yang akan ditimbulkan.
"Kami masih melakukan kajian bersama dengan internal, Forkopimda, dan tokoh Kota Semarang karena untuk menerapkan PSBB butuh persiapan yang matang," kata wali kota yang akrab disapa Hendi ini , Senin (20/4).
Ia menjelaskan, sebagai Ibukota Jawa Tengah, pihaknya juga perlu memperhatikan daerah-daerah yang berbatasan langsung (hinterland) dengan Kota Semarang.
"Tentunya jika hanya kami yang melakukan karantina wilayah, sementara daerah lain tidak melakukan hal yang sama, maka akan percuma. Sebab, Kota Semarang menjadi daerah lintasan beberapa Kota di Jawa Tengah," jelasnya.
Menurutnya, wacana penerapan PSBB juga perlu didiskusikan dengan Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah. Sebab, kemampuan logistik dan pemenuhan kebutuhan pokok warga selama penerapan PSBB harus menjadi perhatian
"Mungkin perlu diskusikan dengan pak Gubernur, kalau tidak ada keputusan pengajuan PSBB, Kota Semarang sendiri masih akan menjalankan sesuai dengan aturan - aturan yang ada," ungkapnya
Diketahui sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan penerapan PSBB di Kota Semarang. Sebab, menurutnya masih banyak titik keramaian di Kota Semarang.
"Semarang masih ramai. Saya minta Pemkot Semarang untuk lebih tegas menerapkan physical distancing. Saya juga minta dengan Wali Kota Semarang untuk menghitung kemunginan penerapan PSBB karena sudah masuk kategori merah," tandas Ganjar