Pekanbaru,Gatra.com - Pandemi Corona yang menjangkiti Riau bikin merana dan bakal mempengaruhi pendapatan asli daerah (PAD). Ketua Komisi III DPRD Riau, Husaimi Hamidi, mengungkapkan PAD dari sektor retribusi merupakan yang paling dikhawatirkan. Menurutnya sumbangsih retribusi bagi PAD Riau akan mengkeret hingga 70% bila COVID-19 berlangsung lama.
"Yang kita takutkan itu retribusi, contoh untuk gedung orang tidak nikahan. Kemudian gelanggang remaja (sarana olahraga) orang tidak diperkenankan berkumpul. Retribusi ini bisa-bisa 60-70% (berkurang)," sebutnya kepada Gatra.com, Senin (20/4).
Adapun pemasukan dari retribusi daerah terdiri dari Jasa Umum, Jasa Usaha, dan Perizinan Tertentu. Sambung Husaimi, saat ini PAD Riau terbantu oleh pajak kendaraan bermotor. Namun, hal tersebut sangat dipengaruhi sejauh mana kepatuhan masyarakat membayar pajak.
"Kalau retribusi terkendala oleh seruan mengurangi aktivitas di luar ruang. Untuk pajak kendaraan masih terlihat adanya keinginan warga untuk membayar. Bahkan COVID-19 tidak mempengaruhi niat masyarakat untuk membayar pajak," tekannya.
Sementara itu Plt. Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Riau Syahrial Abdi, mengatakan bahwa PAD Riau dapat berkurang 8 persen hingga 10 persen akibat Covid-19. Khusus dari penerimaan pajak daerah, kami perkirakan kemungkinan bekurang 8 persen sampai 10 persen," sebutnya.
Hingga 31 Maret 2020, Bapenda Riau mencatat penerimaan pajak dari pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) telah melewati target yang ditetapkan sebesar 20 persen dari target tahun ini.
Penerimaan PKB terealisasi senilai Rp263,9 miliar atau sebesar 22 persen dari target yang ditetapkan tahun ini senilai Rp1,2 triliun. Sementara itu, penerimaan BBNKB tercatat senilai Rp180,63 miliar atau sebesar 20,02 persen dari target yang ditetapkan.