Home Kesehatan Kisah 2 Mahasiswi UI jadi Sukarelawan Merawat Pasien Corona

Kisah 2 Mahasiswi UI jadi Sukarelawan Merawat Pasien Corona

Jakarta, Gatra.com - Dua mahasiswi Universitas Indonesia (UI), Sri Agustin Tabara dan Sofina Izzah, berbagi kisahnya menjadi sukarelawan dalam menangani pasien Coronavirus Disease (2019) di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit (RS) UI, Depok, Jawa Barat (Jabar).

Sri dan Sofina mengaku gembira jika kondisi umum pasien terus membaik. Ini menjadi kepuasan tersendiri bagi mereka. Dukungan keluarga pasien kepada tenaga medis juga menjadi pelecut semangat untuk terus memberikan perawatan terbaik.

"Hal tersebut merupakan 'vitamin C' bagi saya dan tenaga kesehatan serta tenaga medis lainnya. Juga merupakan sumber kekuatan dalam memberikan pelayanan yang terbaik," ujar Sri membuka kisah.

Mahasiswi Program Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) UI ini, mengungkapkan, pademi Covid-19 dan terus bertambahnya jumlah kasus positif virus SARS-CoV-2 membutnya terpanggil.

"Bagi saya, menjadi relawan di situasi pandemi ini merupakan sebuah panggilan negara yang wajib dilakukan, khususnya bagi saya yang adalah seorang perawat," ungkapnya.

"Saya sangat terbebani ketika melihat meningkatnya kebutuhan tenaga medis dan tenaga kesehatan karena pasien terus bertambah dari hari ke hari," ucap Sri.

Sejak bergabung menjadi relawan pada 6 April 2020, Sri ditempatkan di Ruang ICU Covid-19 dan langsung bahu membahu menangani pasien Covid bersama para perawat RSUI. Mereka memberikan perhatian kepada pasien dan membantu memenuhi segala kebutuhannya.

Sedangkan untuk urusan belajar dan tugas kampus yang menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) mengaku selama ini tidak terkendala karena FIK UI membebastugaskan mahasiswa berpartisipasi dalam kuliah daring atau online saat menjadi relawan.

"Untuk tugas-tugas tetap dapat saya kerjakan di saat free," katanya. Dalam sepekan, Sri bekerja selama 5-6 hari kerja. Per harinya menjalani 1 shift. Untuk shift kerja terbagi dalam tiga yaitu, shift pagi dan shift siang masing-masing selama 7 jam, dan shift malam selama 12 jam.

Sri berpesan agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dan tidak memandang remeh virus Covid-19 dan selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan secara benar dan bersih dan menjalankan social distancing.

Kemudian, selalu menggunakan masker ketika keluar rumah dan usahakan tetap di rumah. "Saya berharap agar stigma negatif terhadap pasien Covid-19, tenaga kesehatan serta tenaga medis dapat berhenti pula," ungkapnya.

Kisah Sri tidak jauh dengan cerita Sofina. Mereka mulai mendaftar untuk menjadi sukarelawan ketika RSUI untuk menjadi volunteers perawat pasien Covid-19. Seletelah mengikuti berbagai tahapan seleksi, merekapun dinyatakan lolos dan diterima sebagai sukarelawan.

Sofina mulai bertugas sebagai sukarelawan di RSUI sejak 1 April 2020. Ia menganggap menjadi perawat dalam masa pandemi ini adalah sebuah tindakan kepahlawanan bagi bangsa. Sofina pun ditempatkan di ICU RSUI yang berhadapan langsung dengan pasien Covid-19.

"Tidak ada kekhawatiran dalam menangani pasien Covid-19, mengingat kami telah diperlengkapi Alat Pelindung Diri (APD). Setiap harinya selama 6 hari kerja, saya memperoleh shift kerja sebanyak 8 jam," ungkapnya.

Adapun pembagian shiftnya, sebanyak 4 jam pertama Sofina bertugas di ruangan isolasi merawat pasien dengan APD lengkap. Setelah itu, melepas APD, kemudian mandi dan makan.

Selanjutnya, melanjutkan sisa waktu yang ada untuk membantu tindakan yang bersifat administratif, seperti membuat laporan catatan medis pasien bersama para perawat RSUI.

Berkenaan dengan cara membagi waktu dengan perkuliahannya, Sofina menuturkan, sejauh ini tidak mengalami kesulitan dalam membagi waktu karena tinggal menjalani 2 mata kuliah ditambah tugas akhir.

"Kampus juga memberikan kemudahan bagi kami mahasiswa profesi yang menjadi relawan dengan menghitung kegiatan relawan sebagai satuan kredit semester (SKS) dan akan disetarakan SKS-nya. Kalaupun ada tugas, tidak memberatkan, sebab para dosen sangat menghargai kami yang sudah mau menjadi relawan," katanya.

Sofina mengajak seluruh elemen bangsa mengambil peran sesuai kemampuannya masing-masing untuk bahu-membahu dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Salah satunya, tetap di rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak, serta memberikan dukungan positif bagi tenaga kesehatan maupun relawan nontenaga kesehatan. "Semoga tidak ada lagi stigma negatif yang tercipta bagi pejuang medis," katanya.

Sesuai dengan arahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, RSUI merupakan rumah sakit yang didedikasikan untuk menangani pasien Covid-19 khususnya di wilayah Kota Depok. RSUI pun membuka pendaftaran tenaga relawan dalam rangka penanganan pandemi Covid-19.

Pendaftaran relawan terbuka untuk umum dan dilakukan secara online melalui laman resmi RSUI ataupun melalui pusat-pusat krisis yang bekerja sama dengan UI. Selain menempuh tahapan seleksi dan skrining kesehatan, termasuk rapid test Covid-19.

Para calon relawan juga akan dibekali orientasi berupa pengenalan RSUI, pelatihan penanganan kasus Covid-19, dan pembagian tugas sesuai pengalaman kerja sebelumnya, atau sesuai posisi yang dipilih.

Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D, mengapresiasi aksi nyata yang dilakukan para mahasiswa UI di tengah pandemi Covid-19. Para mahasiswa UI telah mengamalkan bidang keilmuan yang selama ini ditempuh semasa perkuliahan dan ini merupakan sebuah tindakan terpuji.

Prof. Ari juga mengimbau agar para mahasiswa tetap menjaga kesehatan, selalu memberi kabar kepada keluarga, dan senantiasa bersemangat. Diharapkan gerakan ini mampu memotivasi mahasiswa lainnya sebangsa dan se-Tanah Air untuk bersama-sama bergotong-royong memberikan kontribusi secara sukarela bagi masyarakat demi memerangi pandemi Covid-19.

276

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR