Pekanbaru,Gatra.com - Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Rino Afrino, mengungkapkan kekhawatiran akan bekurangnya serapan minyak sawit di tengah pandemi Covid-19.
Rino menyebut, sejumlah kondisi yang dihadapai pemerintah saat ini membuat serapan minyak sawit atau CPO bekurang. Ia mencontohkan kebijakan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) yang membuat aktivitas masyarakat bekurang.
"Jakarta saja mobilitas kendaraanya bekurang jauh, tentu ini akan berdampak terhadap serapan Biodiesel B30," sebutnya, Minggu (19/4).
Adapun Biodiesel B30, merupakan perpaduan antara solar dan 30 persen minyak nabati kelapa sawit. Program B30 sendiri merupakan kebijakan nasional untuk meningkatkan serapan minyak sawit di dalam negeri. Kebijakan tersebut juga bagian dari solusi mengurangi impor bahan bakar minyak yang bekisar 700 hingga 800 ribu barel perhari.
Rino melanjutkan, pandemi Covid-19 yang terjadi di banyak negara juga berpotensi mengurangi serapan minyak sawit. Oleh sebab itu dia berharap pandemi Covid-19 dapat berlalu secepatnya. Pasalnya, jika kondisi pandemi berlarut hingga beberapa bulan ke depan, maka stok minyak sawit bakal menumpuk di kilang. Kondisi ini dengan sendirinya mengurangi pembelian buah kelapa sawit dari luar perusahaan.
Pertamina sendiri memprediksi permintaan B30 diprediksi bakal turun hingga 19% secara nasional pada April. Berdasarkan data Pertamina, Penyaluran biodiesel pada 2018 tercatat sebanyak 3,20 juta KL. Angka ini kemudian meningkat menjadi 5,59 juta KL pada tahun lalu.