Padang, Gatra.com - Ada pemandangan yang berbeda di Sumatera Barat (Sumbar), tepatnya di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam. Ketika warga lain teriak minta bantuan, justru ratusan warga di daerah itu menolak bantuan.
Bukan apa-apa, mereka menolak bukan berarti tidak mau menerima pemberian pemerintah. Justru warga itu menolak dengan mengembalikan beras bantuan tersebut, karena sudah merasa cukup, meskipun mereka bukanlah golongan orang kaya. "Sekitar 120 KK yang mengembalikan beras bantuan yang kita bagikan. Mereka merasa cukup, dan ikhlas beras itu dibagikan ke yang lebih membutuhkan," kata Camat Malalak, Riky Eka Putra kepada Gatra.com, Sabtu (18/4).
Padahal, beras itu memang sengaja dialokasikan Pemerintah Kabupaten Agam untuk mengurangi dampak sosial, dan ekonomi akibat wabah virus corona. Setidaknya untuk 873 KK yang tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), tapi ratusan menolak.
Dari 873 KK penerima bantuan tersebut, sebanyak 248 KK untuk 10 kilogram beras, dan 635 KK berhak menerima 20 kilogram beras. Namun yang pemenerima 20 kilogram itu, lebih memilih beras 10 kilogram, bahkan di antaranya ada yang mengembalikan semuanya ke Kantor Wali Nagari.
Penuturan Riky, akibat penolakan ratusan warga tersebut, kini stok beras bantuan yang tersedia di daerah setempat cukup untuk memenuhi kebutuhan beberapa minggu ke depannya. Tentu hal ini juga mampu mengurangi beban kebutuhan pangan pemerintah setempat.
Mengetahui hal tersebut, Bupati Agam, Indra Catri sangat mengapresiasi serta menghargai niat baik ratusan warganya. Apalagi, pengembalian beras bantuan dengan tujuan bisa disalurkan ke warga yang lebih membutuhkan. Artinya, tidak semua warga meminta-minta bantuan. "Patut diapresiasi, artinya masyarakat memiliki rasa sepenanggungan, di tengah wabah virus corona ini. Tentu sangat luar biasa, tidak mementingkan diri sendiri," tutur Indra.