Jakarta, Gatra.com - Berita hoaks terkait virus corona banyak tersebar di berbagai platform media sosial. Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), hingga 16 April 2020, ada 1.125 berita hoaks ditemukan.
Pendiri Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Harry Sufehmi, mengatakan, beredarnya berita hoaks terkait Covid-19 dapat semakin memperburuk situasi. Bahkan, berita hoaks dapat menimbulkan korban nyawa.
"Misalnya informasi mengenai obat tapi hoaks. Sehingga orang jadi lengah," kata Harry dalam konferensi pers yang disiarkan langung di akun Youtube BNPB, Sabtu (18/4).
Harry mengungkapkan, ada 2 cara mudah yang dapat dilakukan untuk mengindentifikasi berita hoaks. Pertama, melihat darimana sumber berita tersebut. Jika sumber tidak diketahui atau diragukan kepercayaannya, maka berita yang disebarkan bisa dianggap hoaks.
"Kalau cuman forward pesan Whatsapp yang sumbernya enggak jelas sama sekali. Ya kita anggap hoaks aja sampai terbukti kebenarannya, supaya aman," ucapnya.
Cara kedua, yaitu melihat konten berita. Masyarakat harus waspada terhadap konten yang mudah membangkitkan emosi atau marah ketika membaca berita yang beredar. Kemudian, mengecek kebenaran dari berita yang beredar dengan mencari informasi dari sumber-sumber kredibel. Jika masih ragu dengan berita tersebut, masyarakat sebaiknya tidak ikut menyebarkannya.
"Jadi sebenernya untuk mengetahui apakah ini hoaks atau bukan tuh simpel," ujar Harry.