Purbalingga, Gatra.com - Produksi pertanian di Purbalingga, Jawa Tengah dinilai tidak terpengaruh wabah Covid-19. Sebab, sejumlah desa di wilayah tersebut mulai memasuki musim panen.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi memastikan produk pertanian terutama padi dan sayuran tidak terpengaruh pandemi corona. Oleh karenanya, ketersediaan bahan pangan ini masih aman, meskipun pengaruh secara ekonomi pandemi Covid-19 ini sangat kentara.
"Stok pangan Purbalingga aman. Sejumlah wilayah sudah mulai panen padi, dan di daerah Karangreja juga mulai panen sayuran," katanya, saat memanen padi di lahan milik gabungan kelompok tani (Gapoktan) Desa Sumilir, Kecamatan Kemangkon, Jumat (17/4).
Pada kesempatan itu, Bupati memanen sejumlah hasil pertanian seperti padi, cabai rawit, kacang panjang, pisang dan pepaya California. Semuanya dilakukan di Desa Karangtengah dan Desa Sumilir, Kecamatan Kemangkon.
Sedangkan untuk sayuran, Tiwi melakukan panen perdana di wilayah desa Serang dan Kutabawa. Di dua desa itu, dilakukan panen kacang kapri, muncang, buncis dan kobis.
Menurut dia, hasil panen padi di Purbalingga pada musim tanam kali ini sangat bagus. Sementara untuk kebutuhan pangan lainnya seperti sayuran, Bupati menilai aktivitas petani sayur dan hortikultura di wilayahnya, tidak sampai terganggu wabah.
Kepala Dinas Pertanian Purbalingga, Mukodam mengatakan, kegiatan pertanian tetap berjalan ditengah-tengah pandemi Covid-19. Hasilnya untuk masa panen kali ini lebih baik dibanding panen sebelumnya, karena ketersediaan air mencukupi.
Dia menjelaskan, lahan persawahan di wilayah tersebut masih cukup luas, yakni mencapai 18.000 hektare. Diperkirakan hingga akhir April 2020, Purbalingga akan mengalami surplus 1.400 ton beras.
"Lahan sawah yang ditanami padi hanya sekitar 15.000 hektare. Hal ini karena ada perluasan lahan non sawah seperti untuk tanaman muntul dan jagung," katanya.
Ketua Gapoktan Sri Waluyo Tani, Agus Irahmat menyatakan, Gapoktan yang diketuainya memiliki lahan sawah 175 hektar yang merupakan milik 4 kelompok tani (klomtan). Keempat kelompok tani tersebut adalah klomtan Sri Makaryo, Ajuning Tani, Sri Makaryo Tani dan Madya Karya.
"Karena lahan yang dimiliki klomtan cukup luas, proses panen padi tidak menggunakan tenaga manusia atau manual, tetapi menggunakan combine harvester yang dipinjam dari Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) Kemangkon," ucapnya.
Menurut Agus, meskipun tahun ini terdapat hambatan berupa hama tanaman utamanya wereng. Namun dapat diantisipasi dengan menggunakan obat berupa plenum. Dari perkiraan sementara, padi yang ditanam mampu memproduksi 7 ton gabah kering giling setiap hektare.