Surabaya, Gatra.com - Hampir sebulan, Covid-19 mewabah di Jawa Timur. Selain telah memakan korban meninggal di kalangan warga, wabah tersebut juga merenggut nyawa tenaga medis.
Perawat Senior Siloam Hospitals Surabaya Hastuti Yulistiorini menjadi tenaga medis pertama yang meninggal akibat tertular Covid-19 dari salah seorang pasien Kamis kemarin (16/4). Selain Hastuti, sebanyak 45 tenaga medis lain juga dilaporkan terpapar Covid-19.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi membenarkan hal itu. Joni mengatakan, Hastuti terpapar Covid-19 dari seorang pasien yang sebelumnya tidak terdiagnosa Covid-19.
"Beliau (Hastuti) merawat pasien-pasien yang pada awalnya, tidak terdiagnosa Covid-19. Sehingga standar precaution-nya tidak memenuhi syarat pada saat itu," kata Joni di Gedung Grahadi, Jumat (1/4).
Menurut Joni, Hastuti adalah satu dari mayoritas tenaga medis yang secara tidak langsung merawat pasien Covid-19. Diantara mereka, ada seorang apoteker, 16 dokter, dua orang tenaga laboratorium, dan 27 perawat.
Banyak diantara para tenaga medis tersebut tidak secara langsung merawat pasien Covid-19 yang belum terdiagnosa. Padahal, jika memang positif Covid-19, seorang tenaga medis harus langsung mengisolasi pasien tersebut di ruang isolasi tekanan negatif. "Hampir semuanya, bukan tenaga medis yang secara langsung merawat pasien Cov (Covid-19). Beberapa tenaga medis lain juga tidak tahu bahwa yang dirawat itu positif Covid-19," kata Joni.
Artinya, lanjut Joni, banyak masyarakat Jawa Timur yang terpapar Covid-19 yang sebenarnya dikategorikan orang tanpa gejala (OTG). Untuk itu, Joni kembali mengimbau pentingnya Physical Distancing.
Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso menilai, tidak banyak OTG yang menyadari bahwa dirinya tertular Covid-19. Saat itulah, para OTG sangat berpotensi menularkan virus tersebut saat bepergian keluar rumah. "Kalau dia (para OTG) tahu, pasti sudah isolasi mandiri. Nah, kalau belum tahu, mereka bisa saja ke mana-mana, menulari yang lain," jelas Kohar.
Meski demikian, para OTG tersebut dapat terlacak. OTG dikenali dari momen saat kontak fisik dengan orang yang telah dinyatakan positif Covid-19. Untuk itu, para OTG perlu menjalani screening, swab atau rapid test, dan pemeriksaan lebih lanjut lainnya.
Sebagai informasi, dari jumlah tersebut, 19 tenaga medis diantaranya telah dinyatakan sembuh. Sehingga, menyisakan 25 tenaga medis lagi yang hingga kini masih menjalani perawatan.