Home Ekonomi Ekspor-Impor Sempat Membaik, Tapi Keok Lagi Karena Corona

Ekspor-Impor Sempat Membaik, Tapi Keok Lagi Karena Corona

Jakarta, Gatra.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan ekspor dan impor Indonesia sempat mengalami perbaikan pada awal tahun ini. Hal itu terbukti dari kinerja ekspor pada Januari 2020, yang mana sempat mengalami pertumbuhan hingga di level 1 persen.

Bahkan, pada Februari 2020, pertumbuhan ekspor Indonesia mengalami lonjakan yang luar biasa, mencapai 11 persen. Sedangkan sebelumnya, yakni di sepanjang 2019, kinerja ekspor Indonesia selalu mengalami kontraksi.

“Jadi kita sempat optimis dari bulan Desember, Januari, Februari dan mulai terjadi pembelokan pada bulan Maret ini,” kata Sri Mulyani, dalam video conference, Jumat (17/4).

Sementara di bulan Maret, kinerja ekspor kembali terkontraksi karena mengalami penurunan sebesar -0,20 persen. Didorong dengan anjloknya ekspor migas hingga -40,91 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sementara  pertumbuhan ekspor non-migas yang mencapai 3,38 persen yoy, dinilai belum mampu untuk mengankat kinerja ekspor dalam negeri.

Dari sisi impor, lanjut Sri Mulyani, optimisme juga mulai terlihat pada Januari 2020. Tercermin dari negative growth impor yang dinilai lebih landau, dibandingkan kontraksi yang terjadi pada tahun sebelumnya.

“Jadi di Januari waktu negative growthnya mulai agak landai, kita menganggap sektor produksi yang mengimpor barang-barang antara dan barang modal sudah mulai menunjukkan tanda-tanda positif,” imbuh dia.

Namun, pada bulan Maret, kinerja impor mulai mengalami penurunan lagi, sebesar -0,7 persen. Didorong oleh penurunan impor non-migas, yaitu dari impor kain rajutan dan barang modal yang mencapai -1,56 persen.

Hal itu lah yang kemudian menyebabkan neraca perdagangan Indonesia mengalami surpulus sebesar US$74 miliar. “Ini menunjukkan baik dari sisi ekspor kita, terutama untuk migas yang masih negatif dan untuk non-migas yang positif. Namun kalau dilihat dari sisi growth-nya, sebetulnya kita belum sama sekali memiliki, melepaskan kewaspadaan kita. Kehati-hatian justru akan semakin meningkat,” tandas Sri Mulyani.

Sayangnya, demam Covid-19 datang dan menghantam tidak hanya ekonomi Indonesia, tapi juga dunia. 

 

139