Tegal, Gatra.com - Sebanyak 30 kapal cantrang nelayan dari Kota Tegal, Jawa Tengah sudah melaut di perairan Natuna, Kepulauan Riau untuk menjaga kedaulatan wilayah Indonesia dari kapal asing sejak awal Maret lalu. Bagaimana kabar mereka kini?
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal Riswanto mengatakan, 30 kapal yang diberangkatkan ke Natuna pada 4 Maret 2020 lalu hingga kini masih melaut di wilayah tersebut.
"Program kapal dari Pantura melaut di Natuna masih berjalan karena rencananya sampai dua bulan. Tapi dari kabar yang disampaikan nahkoda kapal, ada kendala. Ternyata di laut Natuna hasil tangkapannya tidak ada atau tidak sesuai harapan," kata Riswanto, Rabu (15/4).
Dengan kondisi itu, menurut Riswanto, para nahkoda kapal kemudian meminta perluasan wilayah pencarian ikan hingga ke perbatasan Indonesia dan Malaysia. Permintaan itu dipenuhi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Tapi di sana pun (perbatasan Malaysia) hasil tangkapan juga tidak sesuai harapan. Jadi secara ekonomi ada kerugian, tapi tetap kita selesaikan program ini sampai selesai. Ada satu kapal yang pulang ke Tegal itu karena ada kerusakan," ujar Riswanto.
Berdasarkan keterangan nahkoda kapal, Riswanto mengungkapkan, pada minggu pertama melaut di Natuna, satu kapal hanya mendapatkan ikan berkisar 25 hingga 50 kilogram saja dalam satu hari.
"Dalam satu hari, biasanya bisa enam kali setingan (menarik jaring cantrang) itu hanya dapat 25 sampai 50 kilo. Padahal normalnya satu setingan saja bisa dapat 50 kilo," ungkapnya.
Riswanto mengatakan, selain hasil tangkapan yang sedikit, tidak ada kendala lain yang dihadapi nelayan selama satu bulan lebih melaut di Natuna, termasuk penolakan dari para nelayan setempat.
"Nelayan di sana tidak ada masalah. Tapi ada yang menyampaikan, pak, bapak-bapak ke sini dengan biaya mahal apa tidak sayang, karena ikan-ikan di sini sudah dari dulu diambil oleh nelayan asing," ujarnya.
Seperti diberitakan, sebanyak 30 kapal nelayan Kota Tegal, Jawa Tengah diberangkatkan ke perairan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (4/3) siang. Selain menjaga kedaulatan wilayah RI, keberadaan kapal-kapal berukuran di atas 100 gross ton (GT) itu diharapkan bisa meningkatkan perekonomian nelayan dan masyarakat Natuna.
Pemberangkatan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Jongor, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat. Kapal yang berangkat dilepas Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mayjen Rudianto.
Direncanakan, kapal-kapal yang diberangkatkan akan melaut di Natuna selama dua hingga tiga bulan. Adapun biaya operasional yang dibutuhkan untuk berangkat hingga selama melaut di Natuna menurut penuturan awak kapal berkisar Rp1,2 miliar per kapal.