Setelah 11 minggu ditutup, Wuhan kembali menggeliat. Mesin ekonominya mulai berderap. Perusahaan-perusahaan besar beroperasi dengan kapasitas penuh. UMKM merasa diabaikan.
Sungai Yangtze yang membelah Kota Wuhan, meriah dengan pesta lampu warna-warni. Di sepanjang tanggul dan jembatan, warga kota mengibarkan bendera, menyanyikan lagu kebangsaan Cina, serta meneriakkan slogan "Ayo Wuhan". Gedung-gedung pencakar langit menjadi layar besar, menampilkan animasi tentang tenaga medis yang berjuang merawat pasien. Di bawah gambar-gambar raksasa itu, muncul tulisan "Kota Heroik". Nama yang dianugerahkan Presiden dan Ketua Partai Komunis Cina, Xi Jinping, untuk memperingati kemenangan kota itu melawan COVID-19.
Perayaan yang berlangsung Rabu, 8 April 2020 itu, menandakan dibukanya Wuhan setelah 76 hari diisolasi. Kota berpenduduk 11 juta tersebut, ditutup sejak 23 Januari 2020. Di Ibu Kota Provinsi Hubei ini, COVID-19 merebak sejak Desember 2019. Data National Health Commission pada Jumat, 10 April, mencatat 50.008 orang terinfeksi COVID-19 di Wuhan dan 2.575 di antaranya tewas. Total korban yang terinfeksi di Cina Daratan mencapai 81.907 orang dan 3.336 di antaranya tewas. Wuhan menjadi kota terakhir yang "dibebaskan" di Provinsi Hubei.
"Saya tidak keluar rumah sudah lebih dari 70 hari," tutur Tong Zhengkun yang menonton perayaan itu dari jembatan kota, seperti dilaporkan laman The Japan Times.
Sebelumnya, seorang tetangga Zhengkun positif tertular virus corona. Akibatnya, seluruh penghuni apartemen dikarantina. Pemerintah setempat sangat ketat mengisolasi penghuni apartemen itu. Sampai-sampai, belanja makanan pun dilarang. Sebagai gantinya, petugas yang datang mengantarkan makanan ke pintu apartemen mereka. "Diam di ruangan selama itu membuat saya gila," ujarnya.
Kini, kehidupan kota industri itu mulai menggeliat. Jaringan kereta api mulai beroperasi penuh. Jalan mulai ramai dengan lalu lintas. Jalan tol juga makin ramai. Karyawan kembali ke kantor, buruh masuk pabrik, seiring keputusan pemerintah melonggarkan pergerakan lalu lintas.
Setelah 11 minggu "terpenjara", warga kota benar-benar melampiaskan kebebasannya. Begitu isolasi dicabut, pemesanan tiket travel meningkat lebih dari 50% dan reservasi hotel naik 60%. Pelonggaran isolasi ini bertepatan dengan Festival Ching Ming, hari berziarah, yang jatuh pada 6 April. Belanja daring juga meningkat. Situs e-commerce Pinduoduo mencatat pesanan ritel lebih dari 50 juta per hari sejak pertengahan Maret, meningkat 60% dibanding tahun lalu.
Data yang dikumpulkan laman SCMP, penjualan kosmetik daring juga meningkat pesat, didorong diskon besar-besar dan promosi agresif. Produsen perawatan kulit yang berbasis di Shanghai, Lin Qingxun, membukukan kenaikan penjualan 147% di awal Maret, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
***
Pabrik-pabrik besar juga langsung bekerja dengan kapasitas penuh. Wuhan adalah pusat industri berat, khususnya otomotif. Beijing juga ingin menunjukkan bahwa ekonomi Wuhan bisa cepat pulih.
Menurut laman Financial Times, berdasarkan data resmi, 97% perusahaan besar sudah beroperasi kembali. Salah satunya pabrik otomotif Dongfeng Honda No. 2. Hari pertama Wuhan dilepaskan dari karantina, pada Rabu, 8 April, pabrik memproduksi 1.237 mobil. Lebih banyak 16% dari kapasitas produksi yang semula direncanakan.
Li Shiquan, General Manager pabrik tersebut, mengatakan bahwa pabrik sudah berproduksi dengan kapasitas penuh sejak akhir Maret. "Kami harus menutup kekurangan gara-gara pabrik tutup," ujarnya.
Ketika pabrik-pabrik besar mulai beroperasi, usaha kecil menengah yang paling banyak menyerap tenaga kerja justru masih kesulitan. Selain permintaan yang rendah, para pekerja juga belum sepenuhnya siap bekerja. Pemerintah mewajibkan pekerja harus lolos tes kesehatan sebelum masuk kerja dan tes itu harus dibiayai sendiri.
Dongfeng dibebaskan dari syarat itu. Menurut Li, tes kesehatan semacam itu tidak perlu. Toh, selama ini tidak ada kejadian aneh di pabriknya. "Saya tidak khawatir tentang penyakit, karena kami sudah mengadopsi langkah-langkah perlindungan yang sangat ketat," katanya.
***
Perbedaan dukungan pemerintah terhadap perusahaan besar dan perusahaan swasta kecil, menimbulkan kekhawatiran kecepatan pemulihan ekonomi Wuhan. "Pemulihan Wuhan tidak hanya tergantung pada perusahaan-perusahaan besar milik pemerintah," kata periset di Wuhan Academy of Social Science yang tidak mau disebut namanya kepada laman Financial Times, Selasa, 14 April. "Kebangkitan itu juga tergantung pada sejumlah toko kecil yang terabaikan."
Dalam survei terbaru Hongshan District Science, Technology, and Economic Information Bureaus Wuhan, sekitar 44% responden mengatakan bahwa pekerja mereka yang mudik, sulit kembali ke Wuhan, meskipun travel ban sudah dihapus.
Pemerintah Kota Wuhan sebenarnya menyiapkan bantuan senilai 20 miliar yuan untuk membantu usaha kecil dan menengah ini kembali berdiri di kakinya sendiri. Hankou, bank milik pemerintah, meluncurkan kredit tanpa agunan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah dengan bunga 3% per tahun. Sangat kecil untuk ukuran industri.
Namun, hanya 11 perusahaan yang mendapat persetujuan kredit dari 404 perusahaan yang mengajukan permohonan. Pejabat Bank Hankou menjelaskan, pinjaman diberikan kepada perusahaan yang punya catatan bagus terkait pembayaran pajak, atau punya ikatan bisnis dengan perusahaan-perusahaan besar.
Dari situasi yang terlihat, sulit untuk memulihkan kembali ekonomi dengan cepat. Hal ini membuat sebagian pengusaha Wuhan menyuarakan kemarahannya dengan turun ke jalan. "Demo akan lebih luas jika kondisi usaha terus memburuk," kata Mike Chen, pemilik toko makanan ringan yang turut berunjuk rasa.
Rosyid
= Wuhan dikarantina sejak 23 Januari 2020. Isolasi diperluas hingga hampir seluruh Provinsi Hubei beberapa hari kemudian. Kereta dan penerbangan disetop. Pos pemeriksaan disiapkan di beberapa tempat.
= Data National Health Commission pada Jumat, 10 April 2020, mencatat 50.008 orang terinfeksi virus corona di Wuhan, 2.575 di antaranya tewas. Total korban yang terinfeksi di Cina Daratan mencapai 81.907 orang, 3.336 di antaranya tewas.
= Wuhan menjadi tempat pabrik mobil dari General Motors, Honda, Nissan, Peugeot Group, dan Renault. Wuhan menyumbang 50% total produksi Honda di Cina.
= Provinsi Hubei menjadi produsen mobil terbesar keempat di Cina, menghasilkan 2,24 juta kendaraan sekitar 10% dari total produksi mobil negeri itu pada 2019.
Sumber: diolah dari berbagai sumber