Home Gaya Hidup Jalanan Mulai Ramai, Raja Yogyakarta Minta Warga Tak Egois

Jalanan Mulai Ramai, Raja Yogyakarta Minta Warga Tak Egois

Yogyakarta, Gatra.com - Mulai ramainya jalanan di Daerah Istimewa Yogyakarta di tengah wabah Covid-19 memantik keprihatinan Sri Sultan Hamengku Buwono X. Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta itu meminta masyarakat tidak egois dan terus menjaga semangat gotong royong sebagai modal terbesar menghadapi wabah Covid-19.
 
"Seperti dapat dilihat belakangan ini, jalanan mulai sedikit ramai dibandingkan beberapa minggu lalu. Saya berpesan agar selalu waspada dalam menghadapi pandemi Covid-19," tulis Sultan HB X dalam pesan tertulisnya, Selasa (14/4).
 
Pesan Sultan menghadapi Covid-19 dijadwalkan rutin disampaikan tiap Selasa pagi di media massa dan media sosial di DIY. Di pesan pertamanya hari ini, Sultan mengambil tema "Mangasah Mingising Budi, Memasuh Malaning Bumi". Frasa bahasa Jawa ini maknanya "mengasah ketajaman budi, membasuh malapetaka bumi".
 
Melalui tema ini, Sultan mengingatkan agar masyarakat tidak egois, ilmu yang tinggi akan sangat berarti jika diterapkan dan berguna bagi masyarakat lain, dan gotong royong menjadi modal sosial terbesar warga DIY menghadapi pandemi ini.
 
"Mangasah Mingising Budi, dan Memasuh Malaning Bumi sejatinya juga dwitunggal-relasional, yang menggambarkan keterkaitan antara kesejahteraan, ilmu pengetahuan sekaligus upaya menghargai alam serta lingkungan sekitar kita," ujarnya.
 
Dalam pesan ini, Sultan mengatakan bahwa setinggi apapun ilmu tak akan bermanfaat apabila bila tidak diterapkan dan berguna bagi masyarakat sekitar.  Menurut Sultan, konsep dwitunggal ilmu dan ngelmu itu akan membawa manusia pada suasana guyub rukun dan menjadi pengingat pentingnya tradisi gotong-royong.
 
Tema pesan ini juga disebut sebagai ejawantah filosofi "rukun agawe santosa, crah agawe bubrah" atau rukun pangkal kuat, konflik pangkal berantakan. Menurut dia, wabah Covid-19 adalah cobaan yang akan menguji tingkat kesabaran, keselarasan akal dan pikiran, dan kepekaan hati manusia sebagai mahluk sosial. 
 
Berbekal gotong royong, sabar, dan guyub rukun, menurut Sultan, manusia dapat menempuh segala cobaan melalui berbagai fase yang memang harus dilalui.  Masyarakat pun harus melakukan introspeksi atas apa yang terjadi. 
 
"Virus Corona memang masih menjadi ancaman bagi seluruh penduduk bumi. Tapi percayalah, Tuhan tidak akan pernah memberikan coba yang tidak bisa dilalui oleh mahluk-Nya," tandasnya. 
 
Ia menambahkan, menumbuhkan sikap saling percaya dengan rasa tulus, kerjasama, memberi tanpa ada tendensi, dan menghilangkan ego pribadi adalah modal mengembalikan kesejahteraan yang terenggut oleh virus Corona ini.  
 
"Jadilah manusia yang berbekal cahaya atau nur, di mana manusia akan bermanfaat bagi orang lain. Lakukan perbuatan baik, walau sekecil apapun, selaras dengan filosofi urip iku urup," katanya.
4002