Home Kesehatan Menolak Isolasi, Samsuri Dijemput Paksa Petugas

Menolak Isolasi, Samsuri Dijemput Paksa Petugas

Karanganyar, Gatra.com - Petugas RSUD Dr Moewardi Solo menjemput paksa seorang warga Desa Sewurejo, Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah, Samsuri karena menolak isolasi mandiri. Tukang pijat keliling ini memiliki riwayat kontak fisik dengan pasien positif corona asal desanya.

Camat Mojogedang, Eko Joko Iswanto mengatakan Samsuri nekat berkeliaran meski dirinya dikhawatirkan tertular dan dapat menularkan virus corona. Diceritakannya, pasien positif corona berinisial CW menggunakan jasa pijak Samsuri usai pulang dari Ijtima Ulama Asia di Gowa Makassar, Sulawesi Selatan pada Maret lalu.

"CW sudah mengikuti prosedural kesehatan. Saat ini mengulang swab di RSUD Dr Moewardi. Sedangkan Samsuri tidak mau mengisiolasi diri selama 14 hari. Dia malah berkeliaran dan main ke rumah temannya pada Minggu (12/4) pukul 18.00 WIB," katanya kepada wartawan di Karanganyar, Senin (13/4).

Lantaran meresahkan, pihak pemerintah kecamatan serta petugas RSUD Karanganyar menjemput paksa saat dirinya berada di Dusun Sambirejo II, Desa Tepus, Kecamatan Mojogedang pada Minggu malam kemarin. Saat itu, ia berboncengan dengan temannya, Susanto.

"Meski belum tahu statusnya, kami takutnya ada virus dan menyebar kemana-mana jadi kami lapor ke pihak RSUD Karanganyar untuk menjemput Samsuri. Dia sempat memijat temannya CW setelah pulang dari pemeriksaan di RS Dr Moewardi. makanya kami tindaklanjuti untuk menjemput paksa," katanya.

Sebagaimana diberitakan, CW positif terpapar virus corona. Ia merupakan rombongan Ijtima Ulama Asia di Gowa Makassar, Sulawesi Selatan. Samsuri memijat CW usai ia pulang periksa dari RS. Dalam penjemputan paksa ini, petugas RSUD mengenakan baju hazmat dan alat pelindung diri (APD)

"Teman Samsuri, Susanto diimbau untuk mengisolasi mandiri di rumah selama 14 hari, karena kita tidak tahu status Samsuri, jadi sebagai antisipasi," jelasnya.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Karanganyar, Juliyatmono menyarankan tindakan tegas bagi warga nekat menerabas protokoler kesehatan.

"Kalau perlu, saya sendiri yang menjemput paksa. Ini demi kebaikan bersama," katanya.

1228