Pekanbaru, Gatra.com - Menyusul kebijakan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) di kota Pekanbaru, Pengamat Ekonomi dari Universitas Riau, Edyanus Herman Halim mengatakan hal tersebut akan berdampak terhadap perekonomian Riau.
Menurut Edyanus, status Kota Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau sekaligus sentra perdagangan dan jasa di Riau, membuat kebijakan PSBB di kota itu akan berdampak luas bagi perekonomian Riau.
"Untuk situasi saat ini tentu kita tidak bisa bicara pertumbuhan ekonomi, karena bakal mengalami kontraksi. Tapi kebijakan PSBB di Pekanbaru dipastikan bakal mempengaruhi perekonomian Riau," jelasnya kepada Gatra.com, Senin (13/4).
Adapun pertumbuhan ekonomi di Riau tahun 2019 sebesar 2,84 persen. Angka tersebut membaik dibanding tahun 2018 yang hanya 2,37 persen.
Pengaruh tersebut lanjut Edyanus, secara sederhana dapat dilihat dari status Kota Pekanbaru yang mengandalkan pasokan barang dari luar wilayah.
"Bila menyadari kondisi itu, tentu daerah-daerah yang sebelumnya memasok barang ke Pekanbaru bakal ikut terdampak. Misalkan pemasok ayam potong di Kabupaten Kampar, dengan adannya PSBB akan membuat suplai bekurang, khususnya untuk partai-partai besar (hotel)," jelasnya.
Dalam kondisi normal, mobilitas menuju Kota Pekanbaru biasanya berasal dari 5 Kabupaten, meliputi Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kuansing, dan Kabupaten Bengkalis (Duri).
Edyanus menambahkan, jika PSBB berlangsung dalam kondisi lama dan melibatkan wilayah lainnya di Riau, selain Kota Pekanbaru, maka aktivitas ekonomi di bumi lancang kuning akan bekurang drastis pada bulan April ini, termasuk kegiatan ekpsor-impor.
Sementara itu berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai ekspor Riau Februari 2020 tercatat sebesar US$ 1.12 miliar. Angka tersebut mengalami kenaikan 4,28 persen dibanding ekspor Januari 2020. Demikian juga ekspor non migas Februari 2020 sebesar US$ 1.08 miliar, mengalami kenaikan 3,25 persen dibanding ekspor non migas Januari 2020. Kontribusi seluruh ekspor Riau terhadap nasional sebesar 8,01 persen.
Secara kumulatif, nilai ekspor Riau Januari-Februari 2020 adalah sebesar US$ 2.19 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 14,10 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Demikian juga ekspor non migas sebesar US$ 2.12 miliar, mengalami kenaikan sebesar 17,51 persen.