Home Internasional Ini Prediksi Bank Dunia soal Ekonomi Asia Selatan

Ini Prediksi Bank Dunia soal Ekonomi Asia Selatan

New Delhi, Gatra.com - Bank Dunia meperkirakan, pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asia Selatan akan berada di titik terendahnya, selama 40 tahun terakhir. Hal itu tidak lain disebabkan oleh hantaman pandemi virus Corona baru atau Coronavirus Disease 2019 (Covid)-19 di dunia, termasuk juga negara-negara yang berada di Asia Selatan.

Menurut catatan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi di wilayah itu akan mengalami penurunan drastis. Dari yang sebelumnya diperkirakan tumbuh 6,3%, hanya menjadi 1,8% hingga 2,8% di tahun ini.

"Pada akhir 2019, pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Selatan diperkirakan akan mengalami rebound. Tapi tidak jadi karena telah diambil alih oleh dampak negatif dari krisis global," tulis Bank Dunia dalam laporannya.

Dalam laporannya, Bank Dunia merinci, ekonomi India, yang menjadi ekonomi terbesar di kawasan itu, diperkirakan hanya akan tumbuh sebesar 1,5% hingga 2,8% di Kuartal II 2020. Sedangkan di Kuartal I, ekonomi India masih akan tumbuh normal sebesar 4,8% hingga 5%.

Selain India, Bank Dunia memperkirakan bahwa Sri Lanka, Nepal, Bhutan dan Bangladesh juga akan mengalami penurunan tajam dalam pertumbuhan ekonominya. Sedangkan tiga negara lain, Pakistan, Afghanistan, dan Maladewa, diperkirakan akan jatuh ke dalam resesi.

Pejabat senior Bank Dunia, Hartwig Schafer, menjekaskan, turunnya pertumbuhan ekonomi di kawasan itu diakibatkan oleh terganggunya rantai pasok. Meski tidak sebanyak negara-negara lain, namun hingga saat ini, di Asia Selatan telah terdapat sebanyak 13.000 kasus positif Covid-19.

Selain karena banyaknya jumlah kasus, penguncian wilayah atau lockdown yang dilakukan India kepada 1,3 miliar warganya telah menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan, mengganggu bisnis besar dan kecil, serta memaksa sejumlah besar pekerja migran yang berada di kota pulang ke rumah mereka di desa-desa.

Padahal, dengan melakukan lockdown yang berkepanjangan dan dengan skala luas, Bank Dunia memperkirakan ekonomi di kawasan itu akan mengalami kontraksi.

Karenanya, untuk meminimalkan dampak negatif ekonomi jangka pendek, Bank Dunia mengimbau kepada negara-negara di kawasan untuk mengumumkan langkah-langkah fiskal dan moneter yang lebih banyak. Terutama untuk mendukung pekerja migran yang menganggur, serta pengurangan utang untuk bisnis dan individu.

"Prioritas bagi semua pemerintah Asia Selatan adalah untuk menahan penyebaran virus dan melindungi rakyat mereka, terutama yang termiskin yang menghadapi hasil kesehatan dan ekonomi yang jauh lebih buruk," kata Schafer, seperti dikutip Reuters, Minggu (12/4).

573