Surabaya, Gatra.com - Kabar gembira bagi warga Jawa Timur yang bingung mencari tempat aman untuk melakukan isolasi mandiri selama wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid)-19. Sejumlah hotel bintang 3 dan 4 di Surabaya dan Malang menyediakan paket khusus menginap selama dua pekan.
Saat ini, ada sekitar 20 hotel bintang 3 dan 4 di dua kota besar tersebut yang menyediakan paket menginap untuk isolasi mandiri selama dua pekan. Harganya, mulai Rp7,5 juta hingga Rp12 juta.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan, paket tersebut sangat cocok bagi pasien Covid-19 yang sudah terkonfirmasi negatif atau sembuh. Gunanya, semacam relaksasi bagi mereka yang sudah bosan dengan isolasi mandiri di rumah atau di rumah sakit.
"Memang, harganya jauh [lebih mahal] dari harga komersial biasanya menjadi tarif normal di hotel-hotel tersebut. Tapi, dapat menjadi opsi bagi mereka yang sembuh [dari Covid-19]," kata Khofifah di Gedung Grahadi Surabaya, Sabtu (11/4).
Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, Dwi Cahyono, mengatakan, paket tersebut ditujukan bagi tamu dengan empat kategori. Tamu dari luar negeri, yang masuk dalam kategori orang dalam pengawasan (ODP), pihak sudah dinyatakan sembuh, dan yang memang hanya ingin mengusir kebosanan selama bekerja di rumah.
"Jadi bukan tamu yang positif (Covid-19). Jadi untuk tamu yang dari luar negeri dan orang dalam pengawasan. Termasuk [pasien Covid-19] yang sudah dinyatakan sembuh. Mungkin mereka masih takut pulang ke rumah," kata Dwi dihubungi Gatra.com.
Dwi mengatakan, bagi tamu pada tiga kategori pertama, perlu menunjukkan surat rujukan atau surat keterangan lain sehat dari dokter. Meski demikian, lanjutnya, akan ada protokol yang berbeda pada layanan hotel terhadap tamu yang ingin isolasi mandiri.
Pertama, tamu isolasi mandiri tersebut akan menjalani pemeriksaan kesehatan mendasar seperti, diukur suhu tubuhnya. Petugas hotelnya pun akan menggunakan peralatan dasar keamanan kesehatan yang memadai seperti thermal gun, masker, dan hand sanitizer.
Terkait jumlah tamu, akan menyesuaikan kebutuhan tamu dan ketersediaan kamar di hotelnya. Jadi, satu kamar dapat ditempati oleh satu orang atau lebih yang ingin isolasi mandiri.
Misalnya, jika ada satu keluarga terdiri dari 4 orang yang butuh menginap untuk isolasi mandiri, 1 kamar akan disediakan dan ditempati oleh satu keluarga tersebut. "Memang sendiri [layanan tersendiri]. Tidak seperti tamu hotel [pada umumnya]," kata Dwi.
Selama menjalani isolasi mandiri, tamu hotel tidak diperbolehkan keluyuran sembarangan di areal hotel. pihak hotel akan sangat menganjurkan para tamu tersebut untuk tetap tinggal di kamar masing-masing.
"Jadi, makanan akan kami antar. Makan pagi, siang, malam, akan kami antar ke kamar. Termasuk, ruangan juga kami siapkan khusus isolasi. Misalnya, semua kamar di satu lantai, dikhususkan untuk kamar isolasi," ujarnya.
Untuk itu, Dwi mengatakan, pihak hotel telah menjalin kerja sama dengan sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 dan instansi lain yang terkait. Tujuannya, sebagai antisipasi jika tamu yang menginsolasi diri, membutuhkan penanganan tenaga medis lebih lanjut.
Ditanya apakah paket isolasi mandiri tersebut akan mendongkrak okupansi hotel, Dwi pesimistis. Dia mengatakan, paket tersebut mungkin akan sedikit mendongkrak okupansi yang kini hanya tinggal 10% di 170 hotel se-Jawa Timur.
Menurut Dewi, setidaknya hal itu adalah cara sejumlah pengelola hotel yang memilih tetap buka di tengah pandemi Covid-19. Meski sejumlah hotel yang memilih untuk tetap beroperasi, terpaksa mengurangi jumlah kamar yang tersedia untuk menghemat biaya operasional.